MENGENAL YESUS, HIKMAT ALLAH YANG SEJATI
Pembacaan : Markus 6
Bacaan Alkitab Satu Tahun : Ibrani 11 -13
Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? (Markus 6:2)
GURU TERBESAR. Teman-teman Ayub tidak mengerti bagaimana Allah bisa adil tetapi tetap memberkati orang-orang berdosa yang tidak sempurna. Kurangnya hikmat mereka disebabkan karena tidak memahami Injil. Kepada orang Farisi—yang merupakan “sahabat Ayub” pada zaman itu—Yesus menjawab. Allah bisa menjadi adil dan membenarkan orang-orang percaya (Roma 3:26) karena Dialah pengganti kita (Markus 10:45). “Hakikat dosa adalah kita manusia menggantikan Allah, sedangkan hakikat keselamatan adalah Allah menggantikan kita. Kita menempatkan diri kita di tempat yang hanya layak bagi Allah”—yang bertanggung jawab atas hidup kita—sementara “Allah menempatkan diri-Nya di tempat yang layak kita tuju”—yaitu, dihukum di kayu salib.
Jadi Yesus adalah guru terbesar hikmat. Seperti Amsal 2:1-5 Dia juga menyajikan “dua jalan” (Amsal 2:1–5 dan Matius 7:13–14), tetapi Dia menunjukkan bahwa jalan menuju kehidupan adalah Injil. Hal ini menjelaskan bagaimana kita bisa menjadi pendosa yang patut menerima hukuman sekaligus menjadi anak-anak Allah yang berada di bawah kasih-Nya. Martin Luther merangkum Injil sebagai simul justus et peccator—di dalam Kristus kita adalah orang-orang berdosa yang terhilang secara rohani tetapi sepenuhnya dibenarkan dan dikasihi di hadapan Allah.
Bagaimana Injil dapat membawa kita untuk semakin mengasihi-Nya?
Doa: Tuhan Yesus, semakin aku merenungkan Injil, betapa aku menyadari bahwa aku penuh dosa tetapi dikasihi sepenuhnya. Ini membuat aku semakin mengasihi Engkau dengan rasa takut dan gentar. Injil menjawab begitu banyak teka-teki terdalam. Aku memuji-Mu atas hikmat yang tak terbatas. Amin.