TETAP DEKAT

Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus. Ibrani 2:1

 

Ketika ditanya apakah mereka sudah menikah atau belum, tidak ada suami atau istri yang akan meraih album foto atau mencari-cari surat keterangan resmi untuk membuktikan status mereka. Sebaliknya, mereka akan berbicara tentang pengalaman terkini—hak istimewa, kegembiraan, bahkan mungkin tantangan dan pergumulan hidup dengan pasangan mereka. Begitu pula dalam iman Kristen: ekspresi kita tentang realitas iman harus terkait langsung dengan pengalaman kita saat ini dan bukan sekadar pertobatan kita di masa lalu. Tetap dekat dengan hati Tuhan memperkuat hubungan kita dengan-Nya dan memberi kita pengingat baru tentang kasih karunia dan belas kasihan-Nya.

 

Hal ini tidak terjadi secara kebetulan. Penyimpangan rohani merupakan bahaya yang terus-menerus dan sering tidak disadari dalam kehidupan rohani. Untuk mencegah kita hanyut dan meninggalkan kasih yang kita miliki pada awalnya (Wahyu 2:4), penulis Ibrani memperingatkan dan mengundang kita untuk "memperhatikan apa yang telah kita dengar"—yaitu, pesan Injil. Ketika kita membenamkan diri setiap hari dalam membaca dan menghafal firman Tuhan, kasih kita tergugah, dan pandangan kita tetap tertuju pada karya penebusan Yesus di kayu salib.

 

Namun, kita harus menggabungkan pelayanan firman dengan iman. Adalah mungkin untuk duduk di bawah firman Tuhan namun tetap kebal terhadap kebenarannya. Segala macam informasi mungkin berputar-putar di kepala kita tanpa pernah mencapai hati kita atau mengendalikan keinginan kita. Namun ketika kita menggabungkan kebenaran Injil dengan iman, maka kita memperkuat dan mengalami hubungan kita dengan Tuhan, sekarang.

 

Berkomitmen untuk berkumpul dengan umat Allah juga mendorong kelangsungan kehidupan Kristen setiap hari. Lukas memberi tahu kita bahwa gereja mula-mula bertekun, antara lain, dalam "pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan" dan "memecahkan roti" (Kisah Para Rasul 2:42). Mengapa? Karena mereka memahami bahwa berkumpulnya umat Allah untuk beribadah dan mempelajari Kitab Suci adalah salah satu cara utama yang telah ditetapkan Allah untuk memastikan bahwa kita tidak menjadi orang-orang yang terbuang secara rohani.

 

Jika Anda merasa diri Anda hanyut hari ini, jangan menyerah pada godaan untuk percaya bahwa semuanya telah hilang, atau pada godaan untuk berpikir bahwa itu tidak penting. Kembalilah kepada Gembala dan Pengawas jiwa Anda (1 Petrus 2:25), dan mintalah curahan Roh-Nya yang baru, yang mampu menguatkan dan memperlengkapi Anda saat Anda mengejar hubungan yang kekal dengan Bapa melalui mendengarkan berulang-ulang kebenaran Injil yang mulia.

 

Refleksi

Bacalah Kisah Para Rasul 2:42-47 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

  • Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 13-15; Kisah Para Rasul 11 ​​