Pembacaan : Ayub 1

Bacaan Alkitab Setahun : Yosua 7-8

 

“Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan TUHAN. (Ayub 1:9–12)

 

TERSEMBUNYI: BAGIAN 3 Kisah Ayub menyampaikan cara yang sangat indah bahwa hikmat Allah harus mendekati penderitaan. Hikmat tidak memberikan jawaban yang dangkal, seperti moralisme dan sinisme. Moralis berkata kepada penderita, “Entah bagaimana ada dosa yang tidak diakui dalam hidup Anda. Anda perlu bertobat dan berbaikan dengan Allah. Jika Anda hidup dengan benar, hidup Anda akan berjalan dengan benar.” Orang sinis berkata, “Hidup ini tidak memuaskan. Lalu Anda mati. Jika ada Allah, Dia keluar untuk makan siang. Anda tidak berutang apa pun pada-Nya.”

 

Kedua jawaban ini sangat sederhana. Para moralis mengatakan bahwa tujuan penderitaan itu sederhana yaitu penderitaan itu ada untuk membawa Anda kembali kepada Allah. Terkadang mungkin begitu, tetapi tidak selalu. Orang sinis juga mengatakan bahwa tujuan penderitaan itu sederhana yaitu tidak ada! Hikmat ilahi memahami bahwa Allah memiliki tujuan tetapi tujuan-Nya sangat tersembunyi. Hal ini menjauhkan kita dari kesombongan kaum moralis atau kekerasan orang sinis—dan dari keputusasaan yang dapat ditimbulkan oleh kedua pendekatan tersebut kepada penderita.

 

Sudahkah Anda mencapai titik dalam hidup Anda di mana penderitaan tidak lagi membuat Anda mempertanyakan karakter Allah? Apakah Anda percaya pada-Nya, bahkan dalam rasa sakit dan keputusasaan Anda?

 

Doa: Tuhan, aku akui bahwa ketika aku masih muda aku jauh lebih bermoral dan seiring bertambahnya usia aku terlalu rentan terhadap sinisme. Dan aku melihat begitu banyak temanku bergerak ke arah yang sama. Selamatkan aku dari sana! Amin.