DIPELUK OLEH KRISTUS

Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. – Wahyu 2:8-10

 

Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir, Alfa dan Omega, yang ada dari kekekalan sampai kepada kekekalan. Kerajaan-kerajaan dunia dapat bangkit dan runtuh, kekuasaan dan dinasti dapat berubah, tetapi Tuhan Yesus tidak pernah berawal dan tidak pernah berakhir. Bahkan kematian tidak dapat menahan-Nya. Dia mendahului segala sesuatu dan akan terus ada selamanya.

 

Orang-orang percaya di Smirna yang sedang mengalami tekanan sangat perlu mendengar siapa sebenarnya Tuhan mereka, supaya mereka diingatkan dan dikuatkan oleh kebenaran itu. Dalam penderitaan—bahkan menghadapi kemungkinan kematian—mereka mudah merasa kalah dan tidak berdaya. Karena itu, mengetahui bahwa mereka “ada di dalam Kristus,” bahwa Kristus adalah Juruselamat, Sahabat, dan Pendamping mereka, memberikan penghiburan yang sangat berarti di tengah segala tantangan.

 

Smirna adalah kota asal Polikarpus, salah satu martir Kristen paling terkenal sepanjang masa. Sebagai uskup kota itu, ia diikat dan dibakar hidup-hidup sekitar tahun 155 M. Mungkin pada saat jemaat menerima surat dari Yohanes ini, Polikarpus belum menjadi pemimpin, tetapi sangat mungkin ia adalah seorang muda yang mendengarkan surat itu dibacakan. Setidaknya, kata-kata ini pasti menjadi sangat akrab baginya seiring ia bertumbuh dalam iman. Pengaruhnya terlihat jelas ketika ia diminta untuk menyangkal imannya kepada Kristus demi menyelamatkan nyawanya. Namun, alih-alih menyerah, Polikarpus menjawab, “Selama delapan puluh enam tahun aku telah melayani Dia, dan Dia tidak pernah berbuat jahat kepadaku. Bagaimana mungkin aku menghujat Raja dan Juruselamatku?”

 

Kita sering tergoda untuk menyesuaikan diri sepenuhnya dengan budaya di sekitar kita, supaya tidak ada alasan bagi orang lain untuk membenci atau menolak kita. Namun Tuhan Yesus tidak memerintahkan kita untuk menghindari penderitaan demi Dia; Ia justru berkata agar kita tidak takut menghadapinya. Tuhan Yesus tidak memanggil kita untuk menghindari penderitaan; Dia memanggil kita untuk percaya dan taat tanpa takut.

 

Jika kita benar-benar memahami siapa Kristus, ketegasan panggilan Injil, kemurnian hidup yang lahir dari mengikuti Dia, serta kecukupan firman-Nya, kita akan teringat kembali pada kata-kata Yesus: “Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa” (Mat. 10:28).

 

Sebagai orang yang telah dipeluk oleh Kristus melalui karya salib dan kebangkitan-Nya, kita dipanggil untuk hidup setia kepada-Nya. Tuhan yang memegang kita adalah Tuhan yang hidup—yang memanggil kita untuk mengikut Dia dengan setia, apa pun tantangannya. Kita telah dipeluk oleh Kristus. Karena itu, marilah kita hidup bagi Dia, sama seperti orang-orang percaya dahulu, sama seperti Polikarpus—yang hidup dalam terang keselamatan Kristus dan berani berdiri teguh sampai akhir. Bagaimana Anda akan berdiri bagi Kristus hari ini?

 

Refleksi

Bacalah Wahyu 2:8-11 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?
2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 13-15; Lukas 1:57-80