Baca: 1 Samuel 10:17-27
“Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Aku telah menuntun orang Israel keluar dari Mesir dan telah melepaskan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan segala kerajaan yang menindas kamu.” (1 Samuel 10:18)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yeremia 11-14
Seorang teolog dari Skotlandia yang meninggal di Paris pada tahun 1173, Richard of St. Victor, pernah mengatakan demikian, “Ubi amor, ibi oculus.” Secara terjemahan bebas, rangkaian kata-kata indah itu berarti, “Di mana ada cinta, di situ ada mata.” Cinta menyajikan kebenaran yang paling benar. Namun cinta seperti itu kini nyaris hilang di banyak tempat di dunia ini. Cinta memudar, yang tampak adalah nafsu angkara murka, kebencian antarmanusia. Orang dengan mudah menghilangkan kehidupan manusia lain.
Padahal betapa besarnya kasih setia Allah, yang walaupun telah ditolak oleh umat-Nya sendiri, tetap menunjukkan kasih setia kepada umat-Nya itu. Allah adalah Tuhan yang telah mengeluarkan bangsa Israel dari kesusahan besar, perbudakan di Mesir selama ratusan tahun. Namun walau Allah telah melakukan semua karya besar itu, bangsa Israel justru tidak ingin bergaul erat dengan Allah. Meski demikian, Allah bukanlah Allah yang pasif ketika ditolak manusia, Dia adalah Allah yang berdaulat, yang di dalam kedaulatan-Nya dapat memakai penolakan bangsa Israel sebagai cara untuk menunjukkan kasih setia-Nya yang kudus dan tak bercela.
Tanpa sadar kita pun sering kali menolak Allah. Mungkin kita tidak menolak secara keseluruhan Pribadi Allah, tetapi kita menolak rencana-rencana-Nya bagi hidup kita. Rencana Allah adalah menyelamatkan umat manusia berdosa dari hukuman maut. Kasih setia Allah seharusnya menjadikan diri kita semakin rendah hati dan taat kepada-Nya. Kita adalah duta kasih Allah di bumi ini. Kasih itu memanusiakan manusia.
KALAU MANUSIA KEHILANGAN KASIH ILAHI, MAKA HILANG PULALAH KEMANUSIAANNYA