Baca: Kejadian 40:1-23
“Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini.” (Kejadian 40:14)

Bacaan Alkitab Setahun: 
Yeremia 15-18


Berdasarkan pengalaman belasan tahun melayani di Lembaga Pemasyarakatan, seorang teman memperkenalkan istilah “Janji Penjara”, yaitu janji yang diucapkan menjelang bebasnya seseorang kepada rekan-rekannya yang masih menjalani masa hukuman. Nyatanya, sering kali janji itu dilupakan alias tidak ditepati. 

Yusuf adalah salah satu tahanan yang mengecap pahitnya “janji penjara”. Fakta bahwa ia dipercaya untuk mengurus semua tahanan (Kej. 39:22) menunjukkan bahwa ia adalah orang yang dipercayai, termasuk melayani tahanan khusus raja. Ia juga dikaruniai pengertian untuk mengartikan mimpi. Itu digunakannya untuk menolong orang lain. Ketika sang juru minuman dibebaskan dan kembali menjabat di istana, Yusuf berpesan agar kasusnya disampaikan kepada Firaun. Ia ingin agar juru minuman itu mengingat jasanya dan menolongnya. Namun yang terjadi ialah, Yusuf dilupakan (ay. 23). 

Dalam perjalanan hidupnya yang penuh liku dan luka, Yusuf dikecewakan oleh banyak orang: dijual saudara sendiri, difitnah dan dijebloskan ke dalam penjara, serta dilupakan orang yang ditolongnya. Ia belajar bahwa berharap pada manusia hanya akan berbuah kecewa. Maka ia pun berharap hanya kepada Allah. Dua tahun kemudian (Kej. 41:1), ia menjadi penguasa di Mesir, bertemu dengan keluarganya dan mengampuni mereka. Ia menyimpulkan bahwa Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya (Kej. 50:20, bdk. Rm. 8:28). Dan Dia tidak pernah menawarkan “janji penjara”. 


MENARUH HARAP PADA MANUSIA SERING KALI BERBUAH KECEWA,
KARENANYA MARI BERPAUT KUAT KEPADA ALLAH YANG TEPERCAYA