TIDAK DIINGAT LAGI
"Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya pergi berperang, Yoab memimpin pasukan, merusak negeri bani Amon, lalu datang dan mengepung kota Raba, sedang Daud tinggal di Yerusalem. Yoab memukul kalah Raba dan membinasakannya."
— 1 Tawarikh 20:1

 

Kalau Anda diminta menulis biografi tentang Daud, berapa banyak halaman yang akan Anda pakai untuk membahas kisahnya dengan Batsyeba? Apakah Anda akan menulis satu bab penuh tentang perzinaan, tipu daya, dan pembunuhan yang terjadi, serta bagaimana Tuhan tidak berkenan dan mengutus nabi-Nya untuk menegur Daud dan memanggilnya bertobat?

 

Kita semua mungkin akan menjawab “ya” — dan penulis 2 Samuel pun melakukannya. Tapi yang mengejutkan, penulis 1 dan 2 Tawarikh sama sekali tidak menyinggung peristiwa itu dalam catatannya tentang kehidupan Daud. Tidak ada satu kata pun tentang dosa Daud terhadap Batsyeba dan Uria. Seorang teman pernah berkata, “Aku suka berpikir bahwa penulis Tawarikh begitu serius mempercayai bahwa Tuhan sudah menghapus dosa Daud, sampai-sampai ia bisa menulis kisah hidup Daud tanpa perlu menyebutkannya.” Lalu ia menambahkan, “Aku juga ingin penulis Tawarikh jadi penulis biografiku!”

 

Coba pikirkan. Penulis Tawarikh menulis dengan mengetahui bahwa Daud sudah bertobat dan bahwa Tuhan sudah mengampuni dosanya. Jadi, untuk apa lagi menyinggungnya? Di sinilah kita melihat pengingat yang indah bahwa Allah benar-benar menutupi dosa umat-Nya secara sempurna.

 

Kalau Anda membaca bagian lain dari kehidupan Daud, jelas bahwa perbuatannya dengan Batsyeba membawa akibat yang pahit. Dosa itu menjadi bayangan kelam yang membekas sepanjang hidup dan masa pemerintahannya setelah itu. Daud memang diampuni dan dipulihkan, tapi bekasnya tetap ada. Anugerah Allah mampu menutupi dosa terbesar kita, tetapi itu tidak selalu menghapus konsekuensinya di dunia ini. Meski begitu, pengampunan Allah tetap nyata dan penuh kasih.

 

Meskipun Daud berdosa besar dan menanggung akibat pahitnya, kisah Daud dalam Tawarikh mengingatkan kita tentang kasih karunia Tuhan yang luar biasa. Tuhan sudah menghapus dosanya sampai-sampai penulis bisa menceritakan kehidupan Daud tanpa sedikit pun menyinggung dosanya itu.

 

Hanya si Jahat yang terus mengajak Anda untuk menggali lagi “tong sampah” dosa-dosa lama yang sudah kita akui dan sudah Tuhan ampuni. Si Penuduhlah yang membuat kita merasa harus terus menanggung dosa itu atau menebusnya sendiri. Tapi Allah berkata bahwa dosa-dosa kita telah dihapuskan dan tidak diingat lagi (Yes.43:25).

 

Berhentilah mengorek masa lalu yang sudah ditebus oleh Kristus. Jangan biarkan rasa bersalah yang sudah disalibkan itu mengikat Anda lagi. Sebaliknya, hiduplah dalam ucapan syukur, sebab di dalam Kristus, dosa-dosa Anda telah dihapus, ditutupi, dan dilenyapkan oleh kasih karunia-Nya. Kalau Allah sudah tidak mengingatnya lagi, maka Anda pun tidak perlu hidup dalam rasa bersalah. Kasih Kristus telah menutupi masa lalumu dan memberi hidup yang baru. Dosa tidak lagi berkuasa atasmu—yang berkuasa sekarang adalah kasih karunia yang membebaskanmu, hari ini dan untuk selamanya.

 

Refleksi

Bacalah Ibrani 9:11-14 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?
2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 13–14; Efesus 6