Pembacaan : Yesaya 31: 1
Bacaan Alkitab Setahun :
2 Samuel 19 - 20
Alkitab penuh dengan kisah demi kisah orang-orang yang dipanggil oleh Allah di satu waktu tertentu dan untuk tujuan tertentu, tetapi takut untuk menjawab panggilan-Nya. Musa berusaha menolak panggilan untuk kembali ke Mesir, mengkonfrontasi Firaun, dan memimpin orang Israel keluar. Dia takut menjawab panggilan Allah bahkan setelah Allah melakukan mukjizat untuk meyakinkan Dia akan kuasa dan kehadiran-Nya (Keluaran 3-4). Gideon juga berargumen dengan Allah, merasa Dia salah pilih orang yang memimpin Israel dalam sebuah peperangan melawan orang Midian (Hakim-Hakim 6). Allah harus meyakinkan Yosua bahwa dia tidak perlu takut untuk memimpin orang Israel menyeberangi Sungai Yordan masuk ke tanah perjanjian (Yosua 1). Orang Israel memberontak terhadap Tuhan dan menolak masuk Kanaan karena mereka takut dihancurkan oleh orang Amori (Ulangan 1). Tentara Israel ketakutan sehingga diam di tenda ketika dikonfrontasi oleh prajurit raksasa Goliat (1 Samuel 17). Petrus takut mengaku sebagai murid Yesus dan sambil bersumpah, dia menyangkali Tuhannya (Matius 26).
Setiap momen ketakutan, penolakan adalah tindakan rohani yang tidak rasional. Setiap orang yang takut telah diundang untuk menjadi bagian dari pekerjaan kerajaan Allah yang besar di seluruh dunia. Dia yang memanggil mereka menciptakan dunia dan menjaganya dengan kehendak-Nya. Dia punya kuasa atas segala sesuatu, rohani dan jasmani. Dia memerintah atas segala situasi, lokasi, hubungan dan semua panggilan-Nya harus dijawab. Dia luar biasa dalam hikmat, berlimpah anugerah, dan kasih-Nya tidak terbatas. Dia menyelamatkan, mengampuni, mengubahkan, dan melepaskan. Apa yang Dia katakan selalu yang terbaik dan yang Dia minta selalu yang baik. Ketika Dia memanggil, Dia menyertai Anda. Ketika Dia menyuruh Anda melakukan sesuatu, Dia menguatkan Anda dengan anugerah-Nya. Ketika Dia membimbing, Dia melindungi. Dibalik setiap janji-Nya ada kuasa dan kesetiaan. Dia tidak pernah gagal menepati janji-Nya. Tidak ada risiko dalam menjawab panggilan Raja segala raja.
Yang sangat berbahaya adalah dengan cepat melupakan Allah dan mengikuti tujuan kita dan mengembangkan rencana kita sendiri. Kita meyakinkan diri bahwa kita lebih bijak, lebih kuat, dan lebih benar daripada yang sebenarnya dan dengan begitu kita ada dalam bahaya.
Hanya anugerah yang bisa mengingatkan kita bahwa iman dalam Allah adalah tempat istirahat dan percaya kepada diri sendiri adalah ladang ranjau. Hanya anugerah saja yang memampukan kita untuk ikut Dia dan beristirahat.
Anda tidak punya alasan untuk khawatir ketika Anda menjawab panggilan Allah; Anda punya setiap alasan untuk khawatir ketika Anda mengendalikan hidup Anda sendiri.