SIAPA MELAKUKAN APA?

Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan. 2 Petrus 1:3-5

 

Sebuah pertanyaan kerap muncul dalam pikiran orang Kristen saat kita bertumbuh dalam Kristus: Siapa melakukan apa? Apa peran Tuhan, dan apa peran kita? Pertanyaan ini adalah tentang paradoks yang kita lihat di Kitab Suci, di mana kita melihat ada dua pertanyaan yang tampaknya bertentangan: pertama, bahwa kita harus bekerja keras dalam kehidupan Kristen kita, dan kedua, bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang menyediakan sumber daya untuk apa yang kita lakukan.

 

Ayat ini adalah salah satu contoh dari paradoks yang nyata ini. Di satu sisi, Petrus menulis bahwa "kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh." Dengan kata lain, Dia telah memberi kita semua yang kita butuhkan untuk mengikuti Yesus. Namun, beberapa baris kemudian, Petrus mengarahkan para pembacanya untuk "harus dengan sungguh-sungguh berusaha." Allah telah menyediakan apa yang kita butuhkan, tetapi kita tetap harus berusaha. Dalam Kolose 1:29, Paulus juga menggambarkan pekerjaan pelayanannya sebagai "kuusahakan " dan "kupergumulkan." Tidak diragukan lagi bahwa Paulus bekerja keras demi Kristus. Namun, bagaimana cara dia melakukannya? Dia memberi tahu kita bahwa jerih payah dan perjuangannya dilakukan "dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku." Jerih payah Paulus tulus, dan didorong oleh Kristus sendiri.

 

Demikian pula, dalam Filipi 2:12, Paulus memberi tahu kita untuk "kerjakan keselamatanmu." Ini adalah panggilan untuk berusaha sungguh-sungguh agar tetap berada di jalan yang sempit. Namun, Paulus melanjutkan dengan mengatakan, "Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu." Jika kita mau menghormati dan mengindahkan panggilan untuk bekerja yang dijelaskan dalam ayat-ayat ini, kita harus ingat bahwa Allah telah menyelesaikan keselamatan kita bagi kita; dan sekarang, alih-alih membiarkan kita melakukan kehendak kita sendiri, Dia terus bekerja di dalam kita sehingga kita memiliki kemauan dan kekuatan untuk melakukan apa yang menyenangkan-Nya. 

 

Kita harus menghindari pemikiran keliru yang menanggapi ayat-ayat seperti ini dengan menyimpulkan bahwa kita berkontribusi bagi keselamatan kita atau bahwa kita tidak perlu bekerja keras saat kita berjalan menuju rumah surgawi kita. Sebaliknya, pertama-tama kita perlu mengakui bahwa kita tidak berkontribusi apa pun bagi keselamatan selain dosa yang darinya kita perlu diselamatkan, dan kemudian pada saat yang sama menerima kebenaran bahwa perjalanan kita bersama Kristus harus menjadi satu aspek terpenting dalam hidup kita. 

 

Lalu, apakah tanggapan yang setia terhadap panggilan Alkitabiah seperti ini? Itu adalah berjuang untuk kekudusan dan berdoa untuk pertumbuhan, mengikuti Kristus, dan ketika kita tersandung dan berbuat dosa, mengakui dosa dan bertobat serta terus maju. Anda harus bekerja keras jika Anda ingin menjadi bagian dari ciptaan baru; tetapi Anda akan bekerja keras karena kuasa ilahi-Nya memberi Anda semua yang Anda butuhkan untuk melakukannya. Ketika Anda berdiri bersama Yesus, Anda tidak akan berkata, "Betapa baiknya aku!" Anda akan menyatakan, "Betapa agung dan perkasanya Allah yang kulayani!"

 

Refleksi

Bacalah Kolose 1:24 – 2:3 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini? 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Kejadian 43- 45 : Roma 15:1-13

Truth For Life – Alistair Beg