MENENGOK KE BELAKANG, MELIHAT KE DEPAN
Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga dia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. 2 Samuel 7:9-11
Ketika Allah membuat perjanjian-Nya dengan Daud, Dia mendorong Daud untuk melihat ke belakang, ke masa lalu dan melihat ke masa depan.
Janji Allah untuk membuat nama Daud seperti “orang-orang besar yang ada di bumi” merupakan gema dari perjanjian-Nya dengan nenek moyang Daud, Abraham, berabad-abad sebelumnya (Kejadian 12:1-3). Sampai saat ini dalam sejarah Alkitab, tidak ada nama yang lebih besar dari Abraham, dan Tuhan sekarang mengumumkan bahwa Dia akan menggenapi janji-Nya untuk membuat nama Abraham besar dengan membuat nama Daud besar. Namun, janji ini tidak hanya melihat ke belakang tetapi juga ke depan—kepada Tuhan Yesus Kristus, yang di dalam nama-Nya “bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (Filipi 2:10).
Janji bahwa umat Allah akan memiliki tempat tinggal juga merupakan gema dari masa lalu, dalam hal ini eksodus dari Mesir. (Lihat, misalnya, Keluaran 15:17.) Namun, pada saat Daud memerintah, umat Allah telah tinggal di tanah perjanjian selama berabad-abad, jadi janji Allah tentang mereka yang ditanam dan aman pasti mengisyaratkan sesuatu yang lebih besar. Tempat yang disebut Israel, meskipun penting, hanyalah bayangan dari kenyataan yang akan datang. Itu menunjuk ke depan ke tempat lain—tempat terakhir, Yerusalem baru, yang kemudian disebut "langit yang baru dan bumi yang baru" (Wahyu 21:1-2).
Dengan janji tentang suatu tempat, datang pula janji tentang kedamaian, keamanan, dan istirahat. Sekali lagi, ini adalah pengingat bahwa tujuan itu belum tercapai. Memang, pada titik ini dalam pemerintahan Daud, umat Allah telah menikmati istirahat (2 Samuel 7:1)—tetapi itu bukanlah istirahat terakhir umat Allah yang ditunjuk oleh perjanjian (Ibrani 4:9-10).
Ketika wahyu Allah mencapai puncaknya dengan kedatangan Yesus, keturunan Daud, Kristus yang utama, orang-orang dapat berkata, "Oh, itulah arti janji Allah!" Perjanjian yang pertama kali dibuat dengan Abraham dan memiliki dimensi baru seperti yang dibuat dengan Daud telah digenapi sepenuhnya dalam Tuhan Yesus Kristus, Raja segala raja; dan itu akan terwujud sepenuhnya ketika Kristus kembali.
Jadi, apa arti janji Allah kepada Daud bagi kita? Rasul Paulus menyatakan, "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah" (Galatia 3:29). Gereja terdiri dari mereka yang memiliki hak istimewa untuk menjadi ahli waris dan penerima bagian dari janji yang ada di dalam Kristus Yesus melalui Injil. Kagumilah, dan bersukacitalah bahwa Anda telah termasuk dalam berkat-berkat perjanjian yang agung ini. Pandanglah kembali kepada Allah yang bekerja melalui leluhur rohani Anda, Abraham, Daud, dan, yang terutama, Yesus—dan nantikan dengan harapan akan penggenapan akhir dari semua yang telah Allah janjikan!
Refleksi
Bacalah 2 Samuel 7:1-17 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 34–36; Matius 26: 47-75