SINGA YEHUDA

 

Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya." Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. Wahyu 5:4-6

 

Sebagai anak-anak, banyak di antara kita yang mendengar orang tua kita berkata, “Apa kamu ingat untuk…?” Salah satu contoh yang sering saya ingat ketika saya kembali dari rumah seseorang adalah “Apa kamu ingat untuk mengucapkan terima kasih?” Saya tidak membutuhkan wahyu baru; saya hanya perlu mengingatnya. 

 

Saat menyaksikan penglihatan yang Yesus berikan kepadanya tentang realitas surgawi, rasul Yohanes menangis ketika dihadapkan pada ketakutan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menyelidiki rahasia dunia dan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang dialaminya pada abad pertama. Namun Yohanes tidak membutuhkan informasi baru. Dia perlu diingatkan tentang apa yang sudah dia ketahui. Dia telah melupakan hal-hal dasar.

 

Yohanes diberitahu untuk tidak menangis tetapi memandang kepada Dia yang dapat membuka gulungan kitab itu. Ketika dia berbalik, dia melihat “seekor Anak Domba seperti telah disembelih”. Luka-luka Anak Domba merupakan pengingat akan kematian Kristus, yang melaluinya Dia memperoleh keselamatan. Namun Anak Domba ini sedang berdiri, melambangkan kemenangan kebangkitan-Nya. Di sini, dalam penglihatan ini, kita melihat Yesus, yang maha penyayang dan maha kuasa. Dialah Anak Domba dan Dialah Singa. Dia layak dan menuntut penyembahan dan ketaatan seluruh dunia, dan Dia akan mendapatkannya.

 

Yesus adalah solusi terhadap air mata Yohanes, sama seperti Dia mengatasi air mata ketakutan kita ketika kita merasakan dunia menekan kita—ketika kita merasa letih, kecil, lemah, dan terpinggirkan, dan ketika kita tergoda untuk percaya bahwa dunia ini, bukannya terkendali, malah diatur oleh kekacauan.

 

Tak satu pun dari kita tahu apa yang akan terjadi pada hari itu atau malam harinya. Rahasia-rahasia ini hanya milik Allah saja. Namun betapa besar anugerah yang kita alami ketika Allah menepuk bahu kita dan mengarahkan kita ke Alkitab, sambil berkata,Apa kamu lupa bahwa Singa dari suku Yehuda sebenarnya telah menang, bahwa Dialah yang berkuasa, bahwa Dialah yang mengawasi masa depan, bahwa Dialah Raja? “Jangan takut,” Yesus memberi tahu Yohanes: “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (Wahyu 1:17-18).

 

Jadi ketika Anda merasa kecil hati atau kalah atau bermasalah dengan masa kini atau masa depan, solusinya sederhana saja: ingatlah apa yang sudah Anda ketahui. Pandanglah Singa dari Yehuda, yang bagi kita adalah Anak Domba yang telah disembelih. Dia layak dan mampu membuka gulungan kitab itu dan mengarahkan sejarah dunia ini kepada akhirnya: kepada kedatangan-Nya kembali dan masuknya kita ke dalam kemuliaan.

 

Refleksi

Bacalah Wahyu 5 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

 

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Ayub 34-35; 1 Korintus 11: 17-34

Truth For Life – Alistair Begg