SUARA KENABIAN YANG SEJATI

 

Mereka mengobati luka puteri umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera. Yeremia 8:11

 

Ketika dihadapkan pada kondisi medis yang serius, tidak ada seorang pun di antara kita yang mau menerima pengobatan dari dokter yang tidak kompeten. Bayangkan Anda menderita gangrene (kondisi medis yang terjadi ketika ada kematian jaringan tubuh, biasanya disebabkan oleh kurangnya pasokan darah ke daerah tersebut), tetapi ketika pergi ke dokter maka yang dilakukan hanya membalutnya dengan baik, menawarkan stiker untuk masalah Anda, dan menyuruh Anda menikmati sore yang menyenangkan. Hal ini mungkin membuat Anda merasa lebih baik, tetapi tidak akan menyelesaikan masalah—dan dalam waktu dekat Anda akan merasa jauh lebih buruk!

 

Di era Perjanjian Lama, peran para nabi adalah menyampaikan firman Allah dan memanggil umat Allah untuk menaati perjanjian-Nya. Allah akan menyampaikan firman-Nya ke dalam mulut para nabi, dan mereka akan menyampaikan apa yang Allah firmankan—bukan apa yang ada dalam pikiran mereka sendiri. Dan sering kali, pesan mereka adalah Awas! Penghakiman akan datang. Bukan pernyataan yang menyenangkan!

 

Karena pesan Allah begitu menantang, nabi-nabi palsu menjadi semakin banyak—dan di satu sisi, mereka mendapatkan keuntungan ganda. Mereka dikenal sebagai nabi dan bisa berkeliling membuat pernyataan-pernyataan hebat, tetapi mereka juga bisa memberi tahu orang-orang apa pun yang ingin mereka dengar. Nabi palsu itu seperti seorang dokter yang buruk, mengatakan kepada orang-orang bahwa segala sesuatunya akan baik-baik saja, padahal kenyataannya keadaannya buruk. Sungguh luar biasa mendengar bahwa semuanya baik-baik saja dan bahwa negeri Anda damai—padahal musuh akan segera muncul di cakrawala dan Anda perlu bersiap.

 

Meskipun para nabi sejati berbicara tentang penghakiman Allah yang akan datang, pesan mereka juga memperingatkan manusia agar tidak berpuas diri dan mendorong mereka agar tidak putus asa. Allah selalu menjamin komitmen-Nya terhadap umat-Nya, menjanjikan masa depan yang indah bagi mereka. Satu-satunya harapan mereka dalam menghadapi penghakiman adalah mencari perlindungan bukan terlepas dari Allah tetapi dalam Allah.

 

Nabi-nabi palsu masih banyak jumlahnya di zaman kita. Kata-kata mereka terdengar dalam sanjungan yang disampaikan dalam pidato saat wisuda: “Anda adalah kelompok anak muda terhebat yang pernah ada di komunitas ini. Masa depan ada di tangan Anda. Anda siap untuk terbang!” Namun kata-kata dangkal serupa juga diucapkan di banyak gereja, dengan pengajaran yang berisi hal-hal umum yang samar-samar dan dianggap menginspirasikan setengah kebenaran bagi para pendengarnya—padahal setengah kebenaran juga merupakan setengah kebohongan.

 

Kita memerlukan suara kenabian yang sejati pada zaman kita, sama seperti umat Allah pada zaman Yeremia. Gereja-gereja kita, dan bangsa serta dunia kita, membutuhkan orang-orang yang mempunyai keberanian untuk mengatakan kebenaran, bahkan jika hal itu menimbulkan cemoohan dan penolakan: untuk berbicara tentang dosa, untuk menegaskan bahwa Allah memiliki standar etika, untuk memperingatkan penghakiman, untuk mengumumkan kembalinya Yesus, dan karena itu mampu menunjuk dengan tegas kepada Dia, satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkan.

 

Mintalah kepada Allah untuk membangkitkan individu-individu yang siap menantang para pendengarnya dengan firman Allah dan tunduk kepada Roh Allah. Berdoalah agar ketika Anda mendengar firman Allah benar-benar diberitakan melalui suara seperti itu, Anda akan menjaga diri Anda dari rasa berpuas diri, mau mendengarkan, dan siap berlindung kepada Allah, satu-satunya harapan Anda. Dan berdoalah agar di lingkungan Anda dan di tempat kerja Anda, Anda akan menjadi suara tersebut.

 

Refleksi

Bacalah 1 Tesalonika 5:1-11 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

Bacaan Alkitab Satu Tahun : Ayub 36-37; 1 Korintus 12

Truth For Life – Alistair Beg