PENYEMBAHAN YANG BERKELANJUTAN

Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah. Lukas 24:51-53

 

Ketika Yesus naik ke surga, mereka yang menyaksikan-Nya “terangkat ke sorga” merespons dengan penyembahan. Mereka tahu, seperti yang kita ketahui, bahwa penyembahan hanya layak diberikan kepada Allah. Pada saat terakhir ini, potongan-potongan teka-teki itu pasti telah lengkap saat mereka melihat Kristus dalam tubuh-Nya yang dimuliakan, naik kepada Bapa, yang membuat mereka bersukacita. Mungkin reaksi mereka mengingatkan kita pada reaksi orang kusta dalam Lukas 17:11-18, yang setelah disembuhkan, kembali kepada Yesus, tersungkur di kaki-Nya, dan mengucap syukur.

 

Namun, tanggapan orang-orang percaya ini tidak terbatas pada penyembahan sesaat. Mereka "pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita" di mana mereka terus bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Dia lakukan dan memuji-Nya atas keajaiban Yesus. Penyembahan dan sukacita—dan ketaatan — menjadi ciri khas mereka. Yesus telah memberi tahu mereka, "Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi" (Lukas 24:49). Dan itulah yang mereka lakukan.

 

Kristus adalah objek dari semua penyembahan kita. Dia adalah sumber dari semua sukacita kita. Dialah yang layak mendapatkan semua ketaatan kita. Dialah fokus dari semua pujian kita. Dan kita diterima di dalam Dia. Para murid memahami hal itu. Apakah kita juga? Ibadah, sukacita, ketaatan, dan pujian kita menyenangkan Allah bukan karena apa pun yang telah kita lakukan, tetapi karena karya-Nya yang penuh kasih karunia di dalam diri kita. Hanya melalui Dia, kita dapat meminta iman yang tak tergoyahkan kepada Putra Allah yang telah naik ke surga—iman yang menggerakkan kita untuk menyembah-Nya dan mengikuti teladan-Nya dalam semua yang kita pikirkan, dalam semua yang kita katakan, dan dalam semua yang kita lakukan. Jika Anda merasa sulit untuk beribadah, untuk merasakan sukacita, atau untuk menaati Tuhan hari ini, mintalah Dia untuk mengarahkan mata iman Anda kepada Juruselamat yang telah bangkit, naik ke surga, dan memerintah. Ketika Anda melihat Yesus yang sama seperti yang dilihat para murid Anda akan tergerak untuk menyembah-Nya dalam sukacita dan ketaatan Anda tidak akan lagi menjadi sekadar tugas belaka tetapi menjadi kesenangan.

 

Refleksi

Bacalah Mazmur 146 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

 

  1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  2. Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-raja 14–15; Matius 9:18-38