MENGUKUR POTENSI DENGAN IMAN
Pembacaan : Hakim-Hakim 6:11 - 18; 1 Korintus 1:26-31
Bacaan Alkitab Setahun :
Yosua 17 - 19
Kisah ini kedengarannya seperti kisah humor. Kisahnya ditemukan di Hakim-Hakim 6:11-18:
Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian.” Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian.
Allah mendekati Gideon dan memanggilnya untuk memimpin Israel dalam sebuah pertempuran yang sangat penting dan menyebutnya, “pahlawan yang gagah berani.” Di mana Dia menemukan “pahlawan yang gagah berani” ini? Dia menemukannya di pengirikan gandum di tempat pemerasan anggur. Dia sedang melakukan suatu kegiatan yang biasanya dilakukan di luar tetapi saat itu dia melakukannya dalam ruangan karena takut dengan bangsa yang Allah perintahkan untuk dia serang! Allah menyebutnya pahlawan yang gagah berani bukan karena kekuatan dan keberanian alami Gideon, tetapi karena apa yang Gideon bisa lakukan dalam kuasa yang Allah berikan kepadanya. Kita tahu ini benar karena Allah memulai pernyataan-Nya dengan kata-kata ini: “TUHAN menyertai engkau.” Gideon yang ketakutan mempertanyakannya.
Lalu Gideon bertanya: “Ya, Tuhan, Kau pasti salah orang. Aku anak paling kecil dari suku paling kecil di seluruh Israel. Bagaimana bisa Engkau mengharapkanku menyelamatkan Israel?” Pertanyaan ini menyingkapkan ketidakmengertian Gideon tentang siapa dia dan siapa Allah. Jika Anda gagal mengingat siapa Allah dalam kuasa, kemuliaan, dan anugerah-Nya dan Anda lupa siapa Anda sebagai anak dalam keluarga-Nya, Anda akan selalu salah mengukur potensi Anda untuk melakukan apa yang menjadi panggilan Allah bagi Anda. Anda akan mengukur kemampuan Anda berdasarkan karunia alami dan ukuran apa pun yang Allah perintahkan untuk Anda hadapi. Puji Tuhan, karena Allah beserta Anda, maka Anda telah diberkati dengan hikmat dan kuasa melampaui kemampuan Anda sehingga Anda bisa punya potensi yang tidak mungkin Anda miliki.
Iman adalah tentang mengukur potensi Anda, bukan di atas dasar karunia natural dan pengalaman Anda tetapi dalam kepastian hadirat dan janji Allah.