Pembacaan : Ayub 28

Bacaan Alkitab Setahun : Yosua 17-19

 

Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya? Ia terlindung dari mata segala yang hidup, bahkan tersembunyi bagi burung di udara.  Kebinasaan dan maut berkata: Hanya desas-desusnya yang sampai ke telinga kami. Allah mengetahui jalan ke sana, Ia juga mengenal tempat kediamannya. Karena Ia memandang sampai ke ujung-ujung bumi, dan melihat segala sesuatu yang ada di kolong langit.. . . .tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi. (Ayub 28:20–24,28)

 

TOLAK JAWABAN USANG. Hikmat yang utuh—kemampuan untuk benar-benar memahami mengapa sesuatu terjadi dan apa artinya—tidak bisa kita dapatkan. Itu tersembunyi. Hanya Allah yang bisa melihat semuanya. Ini adalah hikmat untuk melihat bahwa Anda tidak dapat mencapai hikmat tertinggi. Orang moralis yakin bahwa orang baik tidak menderita, tetapi ketika mereka menemukan bahwa mereka menderita, mereka sangat kecewa. Orang-orang sinis membentengi diri mereka dari penderitaan dengan tertawa, dan berkata bahwa tidak ada keteraturan atau tujuan dari segala sesuatu.

 

Tetapi adalah bodoh untuk berpikir bahwa tidak ada tatanan atau tujuan seperti yang Anda pikirkan. Pendekatan bijak tidak sesederhana itu. “Hikmat sejati menolak semua jawaban usang yang menunjukkan bahwa kita mengetahui semuanya atau bahwa kita tidak dapat mengetahui apa-apa.” Meskipun hikmat tertinggi tidak bisa kita dapatkan, tetapi hikmat praktis masih bisa kita dapatkan, melalui takut akan Tuhan. Ini memberi Anda jawaban dasar tentang pertanyaan mengenai makna, prinsip-prinsip moral yang luas untuk bimbingan, dan yang terutama kehadiran Allah yang Anda perlukan untuk menjalani hidup.

 

Jika Anda mendapatkan tatapan penuh kasih dari wajah Yesus, menurut Anda keadaan apa lagi yang Anda perlukan untuk merasa puas? Buatlah daftarnya dan bertobatlah!

 

Doa: Tuhan, ketika aku mengunjungi orang yang berduka atau menderita, aku tergoda untuk mengucapkan kata-kata hampa yang terdengar rohani. Tutup mulutku, dan ajari aku bagaimana menghibur seperti Yesus menghiburku—tidak dengan jawaban untuk setiap pertanyaan tetapi hanya dengan kehadiran-Nya. Amin.