PARADOKS INJIL

“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” – Roma 8:1

 

Apakah Anda pernah kecewa dengan diri sendiri? Mungkin perjalanan Anda menuju kekudusan, berjalan terasa sangat lambat. Atau mungkin Anda merasa seperti hukum ketiga Newton berlaku dalam kehidupan Kristen Anda: setiap kali ada kemenangan, selalu diikuti kegagalan yang sama besarnya.

 

Anda tidak sendirian. Rasul Paulus pun pernah merasakan kekecewaan besar dalam pergumulannya melawan dosa: “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Rm. 7:24). Membaca kedalaman frustrasi Paulus ini, kita mungkin justru perlu bertanya: jangan-jangan kita sendiri belum cukup kecewa dengan dosa kita. Lagipula, jarang sekali dalam persekutuan Alkitab seseorang berseru dengan ratapan mendalam atas kejahatan hatinya sendiri!

 

Namun, di tengah keputusasaan itu Paulus tahu bahwa dosa, seberat apa pun, tidak akan dan tidak bisa memiliki kata akhir. Tepat di ayat berikutnya, harapan muncul: “Syukur kepada Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita!” (Rm. 7:25). Dan setelah sekali lagi ia mengakui pergumulannya, kita langsung dibawa naik ke salah satu puncak tertinggi dalam seluruh Kitab: Roma pasal 8, yang dibuka dengan janji yang mulia dari ayat utama hari ini.

 

Mengapa Paulus merespons kegagalannya dengan berkata, “Syukur kepada Allah”? Karena “tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.” Tidak ada penghukuman, sekarang ataupun selamanya! Di sini kita dapati salah satu paradoks Injil yang paling menakjubkan: saya lemah, sering gagal, dan bersalah; tetapi pada saat yang sama, di dalam Kristus, saya aman, terjaga, dan dikasihi.

 

Bagaimana mungkin bisa demikian? Untuk menjawabnya, kita dapat kembali melihat “sebab itu” lainnya dalam kitab Roma: “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus” (Rm. 5:1). Kita sama sekali tidak layak menerima anugerah ini. Allah bisa saja membiarkan kita tenggelam dalam kesengsaraan kita. Tetapi melalui Yesus, Ia memberikan damai sejahtera dan menaruh pengharapan. Kita dibenarkan; Yesus telah menanggung penghukuman kita hingga kini, ketika Bapa memandang kita, Dia melihat Yesus dengan seluruh kesempurnaan-Nya.

 

Anda dan saya berdosa—ya, sungguh berdosa, dan akan terus berjuang melawan dosa. Tetapi kita juga sungguh dikasihi, sepenuhnya diampuni, dan tidak pernah berada dalam bahaya penghukuman. Jangan menekan atau menutup-nutupi kekecewaan Anda atas kelemahan dan kegagalan Anda yang terus terjadi. Biarlah itu justru membawa Anda kembali kepada Yesus, dengan penuh syukur dan kelegaan. Semakin kita sadar akan dosa kita, semakin takjub kita menyadari kebenaran ini, bahwa tidak ada, dan tidak akan pernah ada, sedikit pun penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.

 

Refleksi

Bacalah Mazmur 103 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?

2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?

3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini? 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 137-139; 2 Korintus 11:16-33