DISELAMATKAN DARI RASA TAKUT AKAN KEMATIAN
Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Ibrani 2:14-15
Kematian adalah topik yang tidak menyenangkan untuk dibahas. Kita sering enggan memikirkan bagaimana tubuh dan pikiran kita akan melemah seiring waktu. Karena takut akan kematian, banyak orang berusaha keras, bahkan menghabiskan banyak uang, untuk memperpanjang hidup atau menemukan makna hidup. Namun, meskipun kita berusaha sekuat tenaga, pertanyaan mendasar tetap ada: Siapa saya? Dari mana asal saya? Ke mana saya pergi setelah mati?
Sejak awal, manusia telah berusaha menghindari kenyataan tentang kematian. Di Kejadian 3, Adam dan Hawa mendengarkan kebohongan Iblis yang memberi harapan palsu: “Kamu tidak akan mati... kamu akan menjadi seperti Allah” (Kejadian 3:4-5). Kita pun sering percaya pada kebohongan serupa. Kita ingin menjadi seperti Allah, mencari makna hidup sendiri, dan berharap hidup selamanya. Namun, kenyataan bahwa kita akan mati tetap menakutkan. Ketika tubuh mulai menua, penyakit datang, atau prosesi pemakaman terlihat, kita disadarkan bahwa harapan palsu kita tidak memiliki dasar yang kuat. Kita perlu jawaban sejati.
Setiap orang mendasarkan harapannya pada sesuatu. Maka, marilah kita mendasarkan harapan kita pada kekuatan dan kebenaran firman Tuhan yang tidak pernah berubah. Ketika kita ingin lari dari ketakutan atau pikiran yang mengganggu, mari kita berlari ke kaki salib. Di sanalah Yesus membebaskan kita dari ketakutan akan kematian. Mengapa Yesus datang ke dunia? “Untuk menghancurkan perbuatan-perbuatan Iblis” (1 Yohanes 3:8). Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus membungkam suara kebohongan, menghapus dosa dan pemberontakan kita, serta membersihkan catatan hidup kita. Ia membebaskan kita dari ketakutan, bahkan ketakutan akan kematian.
Karena Yesus telah mengambil alih dosa kita, Iblis tidak lagi memiliki kuasa untuk menuduh kita. Tidak ada lagi yang memisahkan kita dari hadirat Allah untuk selama-lamanya. Karena itu, kematian tidak perlu lagi menakutkan bagi orang percaya. Rasul Paulus berkata, “Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Roma 10:9). Diselamatkan dari apa? Dari dosa, dari hukuman, dari ketakutan akan kematian dan neraka, serta dari kubur.
Keselamatan ini bukan berarti melarikan diri dari kematian, melainkan melewati kematian dengan kemenangan. Itulah alasan Yesus meninggalkan kemuliaan surga, menjadi manusia seperti kita, dan mati dengan cara yang memalukan.
Ketika Anda tergoda untuk menaruh harapan pada hal-hal duniawi atau merasa takut akan usia tua, kelemahan, atau kematian, ingatlah ini: “Yesus telah menghancurkan kuasa maut. Yesus telah membebaskan saya dari ketakutan akan kematian.” Melihat kematian dengan cara yang benar akan membantu kita melihat kehidupan sebagaimana mestinya: abadi, bebas, dan penuh sukacita sebagai anak-anak Allah.
Refleksi
Bacalah Kisah Para Rasul 7:54-60 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Satu Tahun : Kejadian 49- 50 : Roma 16
Truth For Life – Alistair Beg