Pembacaan :  Mazmur 32

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Roma 4-7

 

 

  • “Aku pikir kamu salah paham.”
  • “Aku tidak marah, hanya menekankan poin penting.” 
  • “Itu bukan nafsu; aku hanya seorang pria yang menikmati keindahan.”
  • “Aku sedang tidak enak badan.”
  • “Aku hanya memiliki kepribadian yang kuat.”
  • “Saya pikir kamu terlalu menghakimi.” 
  • “Tidak ada salahnya, tidak ada pelanggaran.”
  • “Itu bukan kebohongan, hanya cara lain untuk melihat sesuatu.”
  • “Terkadang kamu harus memilih yang lebih baik dari yang terburuk.”
  • “Aku berencana mengembalikannya.”
  • “Itu bukan gosip. Saya hanya meminta mereka untuk berdoa.”
  • “Aku tidak sombong, hanya menikmati karunia kepemimpinan yang diberikan Tuhan.” 
  • “Aku harus membela diri.”

 

Daftarnya bisa terus bertambah. Kita semua sangat pandai melakukannya. Kita semua sangat ahli dalam meyakinkan diri kita sendiri bahwa dosa kita lebih kecil daripada dosa dan bahwa kita lebih benar daripada yang sebenarnya. Pada akhirnya, itu semua adalah penghinaan besar bagi Allah yang mengendalikan setiap situasi, lokasi, dan orang di setiap momen sejarah manusia sehingga pada waktu yang tepat Putra-Nya bisa datang dengan tujuan untuk mengampuni kita dan membebaskan kita dari hal yang sangat merusak kita. Ini adalah skandal ketidakpercayaan yang membenarkan diri sendiri, penolakan untuk mempercayai firman Allah ketika Dia mengatakan bahwa di luar kasih karunia-Nya, kita ada keadaan yang buruk. Itu adalah kesombongan yang merusak. Mengapa kesombongan merusak? Karena hanya ketika Anda dengan rendah hati mengakui kedalaman dosa Anda dan ketidakmungkinan untuk secara mandiri mengubah kondisi itu, Anda mulai berseru minta tolong dan bersemangat tentang anugerah penebusan.

Sekarang, yang benar-benar Anda butuhkan untuk meyakinkan diri sendiri betapa dalam dan seriusnya dosa Anda adalah salib Yesus Kristus. Bahwa Allah akan melakukan apa yang telah Dia lakukan untuk mengorbankan Anak-Nya yang tunggal harus cukup menunjukkan bahwa tragedi moral dosa itu nyata. Sangat nyata sehingga Putra Allah harus datang secara nyata, lahir secara nyata, menjalani kehidupan sempurna yang nyata, mati secara nyata, dan bangkit dari kubur secara nyata sehingga Anda dapat memiliki pengampunan yang nyata dan harapan yang nyata dalam menghadapi dosa Anda yang nyata. Ketika dosa itu nyata, kasih karunia yang sejati adalah satu-satunya harapan!

 

Tidak perlu menyangkal, merasionalisasi, atau menghilangkan bukti dari dosa Anda. Allah tidak akan mengirim Putra-Nya jika dosa Anda tidak nyata.