Pembacaan :  1 Korintus 1: 18 - 2: 5

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Roma 8 - 10

 

Bagi dunia yang tidak percaya, itu hanyalah sekumpulan kebodohan. “Dosa? Siapa peduli? Anugerah? Siapa yang membutuhkannya? Hukum moral? Saya akan membuat aturan saya sendiri, terima kasih. Surga? Neraka? Tidak ada yang percaya hal itu lagi. Benar dan salah? Siapa tahu? Benar dan salah? Siapa yang berhak memutuskan? Berbahagialah dan jangan menyakiti orang lain.” Anda dan saya hidup di dunia yang memberi tahu kita bahwa itu semua kebodohan. Makanya kita perlu diingatkan lagi dan lagi. Tidak mungkin saya bisa mengatakannya lebih baik daripada Rasul Paulus:

 

Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan.” Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia. Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah. (1 Kor. 1:18-2:5) 

 

Bukankah baik bahwa Tuhan merancang sebuah rencana sehingga kita akan secara teratur berkumpul dan mengingat apa yang dunia di sekitar kita abaikan atau olok-olok? Seperti yang kita ingat, hati kita sekali lagi dipenuhi dengan rasa syukur dan sekali lagi tergerak untuk beribadah. Kita pergi dengan pengetahuan baru bahwa kasih karunia bukanlah kebodohan; tidak, itu adalah dasar dari harapan kita.

 

Ibadah korporat dirancang untuk membuat Anda tetap rendah hati dengan cara mengingatkan Anda akan kebutuhan Anda dan membuat Anda bersyukur dengan cara mengingatkan Anda akan pemberian Allah.