PINTU YANG TERBUKA
Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau tidak menyangkal nama-Ku. Wahyu 3:7−8
Dalam kitab Wahyu, kunci melambangkan otoritas Kristus, dan pintu melambangkan sebuah kesempatan. Jadi, saat Dia menulis kepada gereja Filadelfia, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai pemegang kunci yang membuka pintu masuk kepada keselamatan dan membuka pintu keluar menuju melayani. Dengan kata lain, begitu kita telah berjalan melalui gerbang sempit yang menuju kehidupan, kita menemukan bahwa kehidupan itu adalah kehidupan pelayanan.
Jemaat Filadelfia sudah menerima keselamatan, tetapi kini menghadapi perlawanan dan ancaman penderitaan di masa depan. Namun mereka tetap setia—mereka tidak menyangkal nama Kristus. Mereka tidak mundur dari kebenaran tentang Tuhan dan Juruselamat mereka, sekalipun di kota tempat mereka tinggal tekanan semakin kuat. Namun, Melihat badai perlawanan yang mulai muncul, mereka bisa saja tergoda untuk mundur dan berkata bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk memberitakan Injil. Dari segala penderitaan yang mengintai, sangat mudah bagi mereka untuk menyimpulkan bahwa pelayanan sebaiknya ditunda sampai waktu yang lebih aman.
Tetapi Kristus justru menguatkan mereka: jangan mundur dari panggilanmu. Pintu itu sedang terbuka—dan mereka harus melaluinya! Meskipun mereka tidak akan terhindar dari penderitaan, Dia berjanji untuk meneguhkan mereka ketika mereka menghadapinya. Bila jemaat Filadelfia tetap berjalan maju dan setia pada panggilan mereka, Tuhan sendiri akan bekerja dan menghasilkan buah pelayanan, mereka akan melihat pertobatan dari antara orang-orang yang menentang mereka (Why. 3:9).
Bagaimana dengan kita? Apakah kita siap melangkah melewati pintu kesempatan yang Tuhan buka? Kristus memanggil umat-Nya untuk menunjukkan iman melalui kata-kata dan tindakan yang tetap setia, meski menghadapi penolakan dari mereka yang menolak nama-Nya.
Beranikah kita berdoa: “Tuhan Yesus Kristus, kekuatanku kecil, tetapi Engkau membuka pintu ini. Di mana pun Engkau menempatkanku, kapan pun Engkau memanggilku—aku siap melangkah”?
Berdoalah agar ketika Tuhan membuka kesempatan, kita melihat dan menaati-Nya. Mintalah keberanian untuk berbicara dan bersaksi dengan bijaksana serta penuh kasih. Ketika Injil diberitakan dengan rendah hati, sensitif, dan kreatif, Roh Kudus bekerja melalui kita. Dan oleh kuasa-Nya, mereka yang hari ini memusuhi kita bisa menjadi saudara dan saudari seiman.
Refleksi
Bacalah Wahyu 3:7−13 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?
2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 28-29; Lukas 4:31-44