SAHABAT DALAM KRISTUS

Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu. Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu;… Sementara itu kuanggap perlu mengirimkan Epafroditus kepadamu, yaitu saudaraku dan teman sekerja serta teman seperjuanganku, yang kamu utus untuk melayani aku dalam keperluanku. Filipi 2:19-20,25

 

Apakah Anda memiliki seseorang yang akan Anda hubungi saat berada dalam keadaan sulit? Jelas orang yang akan Anda hubungi adalah seseorang yang Anda percayai—seseorang yang Anda tahu akan meninggalkan apa pun yang sedang dia lakukan untuk menolong Anda. Orang seperti itu adalah sahabat sejati. 

 

Ketika Paulus membutuhkan pertolongan, saat terjebak di sel penjara Romawi, dia tahu teman mana yang dapat dia hubungi: Timotius dan Epafroditus. Dia menyebut nama mereka di Filipi 2 dan menggambarkan mereka sebagai rekan sekerja terkasih di dalam Kristus. Namun, lebih daripada itu, kita melihat bukan hanya Paulus memiliki rekan yang dapat dipercaya, tetapi mengapa mereka dapat dipercaya. 

 

Pertama, mereka adalah orang-orang yang bertindak. "Tak ada seorang padaku" yang seperti Timotius serta "kesetiaannya telah teruji" dan diketahui semua orang karena "ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil" (Filipi 2:22). Epafroditus bahkan rela hampir mati demi pekerjaan Kristus (ayat 30). Orang-orang ini menunjukkan bagaimana seharusnya orang Kristen bertindak. Mereka bukan sekadar salah satu dari sekian banyak jemaat. Mereka melakukan iman dan menunjukkan nilai mereka. Ketika Paulus perlu mengutus seseorang ke Filipi, dia tahu mereka akan bertindak. 

 

Kedua, mereka adalah orang-orang yang siap sedia. Bukan berarti mereka punya waktu luang, tapi hati mereka selalu siap untuk melakukan apa yang Tuhan mau, kapan pun dibutuhkan. Paulus tahu, kalau ia meminta tolong, mereka tidak akan menunda. Apa yang Paulus minta dari mereka bukanlah komitmen kecil! Namun, dia tahu bahwa dedikasi mereka kepada Kristus begitu dalam sehingga saat dia membutuhkan, mereka akan siap sedia.

 

Pertanyaannya, apakah orang lain bisa melihat hal ini dalam hidup kita? Saat ada kebutuhan pelayanan, apakah kita dikenal sebagai orang yang mau bertindak dan siap sedia? Itu tidak berarti kita harus selalu melakukan hal-hal besar dan dramatis. Tuhan tidak menuntut kita melakukan pelayanan yang hebat di mata manusia. Yang penting adalah kerelaan kita untuk dipakai-Nya.

 

Sering kali, hal kecil dapat berdampak besar. Misalnya, Anda bisa menelepon saudara seiman untuk memberi semangat dan menguatkan mereka. Anda bisa mengunjungi seseorang secara teratur untuk berdoa bersama mereka. Tidak ada teman yang lebih baik daripada mereka yang mengarahkan orang lain kepada Yesus. Karena itu, mari kita mencari sahabat yang seperti itu, dan menjadi sahabat seperti itu bagi orang lain.

 

Refleksi

Bacalah Amsal 27:5-9 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

  1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  2. Bagaimana saya bisa lebih mengasihi Allah?
  3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 107-109 ; Galatia 6