Pembacaan : Matius 6 : 25 - 33
Bacaan Alkitab Setahun :
Roma 11 - 13
Kebutuhan—itu adalah kata yang sangat menarik. Itu adalah salah satu kata yang paling sering digunakan dalam budaya manusia dan salah satu kata yang paling sembrono digunakan. Kita menggunakannya untuk merujuk pada kategori yang luas dan terus berkembang yang mencakup semua hal yang membuat kita yakin bahwa kita tidak dapat hidup tanpanya. Sebagian besar dari kita menganggap diri kita membutuhkan sesuatu, dan kebanyakan dari kita khawatir bahwa kebutuhan kita tidak akan pernah terpenuhi. Dan kita semua pernah bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar tahu apa yang kita butuhkan dan benar-benar berkomitmen untuk menyediakannya. Sangat menggoda untuk melihat dari balik pagar kehidupan orang lain dan menyimpulkan bahwa kebutuhan mereka telah terpenuhi, yang membuat kita bertanya-tanya mengapa kebutuhan kita belum terpenuhi. Ya, kebutuhan adalah kata yang menarik dan meresahkan.
Masalahnya adalah, jika kebutuhan berarti “penting bagi kehidupan”, sebagian besar hal yang kita masukkan ke dalam kategori kebutuhan sebenarnya bukan kebutuhan. Mereka sebenarnya adalah keinginan yang telah menjadi begitu berharga dan penting bagi kita sehingga kita sampai pada titik di mana kita tidak dapat membayangkan bahagia tanpanya. Pada titik ini, mereka menangkap pikiran kita, mengarahkan keinginan kita, membentuk cara kita berpikir tentang hidup kita, dan akhirnya menentukan cara kita berpikir tentang Allah.
Berikut adalah tiga hal yang terjadi ketika Anda menyebut sesuatu sebagai kebutuhan:
Konsep “kebutuhan” ini menuntun Anda kepada jalur yang menakutkan. Jika Anda yakin sesuatu adalah kebutuhan dan Allah tidak memberikannya, Anda mulai mempertanyakan kebaikan-Nya. Apa yang mematikan dari mempertanyakan kebaikan Allah adalah bahwa Anda cenderung tidak mencari bantuan kepada seseorang yang Anda ragukan. “Kebutuhan” yang salah nama bisa menghancurkan persekutuan Anda dengan Allah. Saya yakin bahwa banyak orang bergumul dengan keraguan tentang kebaikan dan kesetiaan Allah karena alasan ini. Mereka tidak dapat percaya bahwa Allah gagal memberikan sesuatu yang tampaknya mustahil bagi mereka untuk hidup tanpanya. Allah tidak berjanji untuk memberikan apa yang Anda inginkan, tetapi Dia telah berkomitmen untuk memenuhi setiap kebutuhan Anda. Itulah mengapa sangat menghibur mengetahui bahwa Anda memiliki Bapa surgawi yang tahu persis apa yang Anda butuhkan dan secara aktif memberikannya.
Bagaimana mungkin Anda tidak memiliki semua yang Anda butuhkan padahal Juruselamat Anda telah berjanji untuk tidak menahan hal baik apa pun dari Anda?