GEREJA YANG BERINJIL
“Ketika Yesus naik ke perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu memohon agar ia diperbolehkan menyertai-Nya. Tetapi Yesus tidak mengizinkannya dan berkata, ‘Pulanglah ke rumahmu, kepada teman-temanmu, dan ceritakanlah kepada mereka segala yang telah dilakukan Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihanimu.’”
— Markus 5:18–19
Apa artinya menjadi “gereja yang berinjil”? Apa yang Kristus kehendaki dari setiap gereja-Nya? Dan bagaimana kita bisa menjaga supaya gereja tetap setia pada panggilan-Nya, tidak menyimpang dari arah itu?
Ketika sebuah gereja mulai menyimpang, biasanya baru sadar setelah menoleh ke belakang—dan menyadari bahwa, tanpa disadari, mereka telah kehilangan fokus pada Injil. Awalnya, gereja hanya sedikit bergeser dari fokus utamanya, tanpa sadar Injil mulai tergeser dari pusat kehidupan gereja. Lama-kelamaan, gereja menjadi nyaman, puas, dan sibuk dengan dirinya sendiri. Kursi-kursi bisa saja penuh, tetapi bukan karena kerinduan akan Kristus. Sangat mungkin sebuah gereja secara perlahan kehilangan arah, menjadi puas diri, dan akhirnya kehilangan misi yang sejati.
Sebuah gereja hanya akan tetap setia pada misinya jika para anggotanya terus memandang ke luar—bukan hanya ke dalam. Yesus menegaskan hal ini ketika Ia menyembuhkan orang yang kerasukan setan dalam Markus 5. Setelah disembuhkan, orang itu meminta untuk ikut bersama Yesus. Namun, Yesus justru menolak permintaannya. Mungkin ini terasa aneh, karena di awal Injil Markus, Yesus justru berkata kepada murid-murid-Nya, “Ikutlah Aku.” (Mrk. 1:17). Tapi kali ini, Yesus menunjukkan bahwa “mengikut” berarti juga “pergi”—pulang ke rumah, menemui keluarga dan teman, lalu menceritakan apa yang telah Tuhan lakukan baginya. Yesus tidak ingin orang itu hanya berhenti sampai di pengetahuan tentang-Nya. Ia ingin kabar baik tentang Kristus disebarkan kepada orang lain.
Sama seperti orang itu, Allah memanggil kita untuk menjadi pengikut Yesus—dan itu berarti kita juga dipanggil untuk pergi dan membagikan kabar baik tentang-Nya. Sebab Yesus tidak pernah memanggil siapa pun untuk mengikuti-Nya tanpa juga menjadikan mereka “penjala manusia” (Mrk. 1:17). Jika kita sungguh datang kepada-Nya, kita juga akan pergi dan membagikan tentang Dia.
Di kayu salib, Yesus berseru, “Sudah selesai.” (Yoh. 19:30). Karya penebusan memang telah diselesaikan sepenuhnya oleh Kristus. Namun, Kristus melibatkan kita dalam pekerjaan yang belum selesai—yaitu menyampaikan kabar tentang karya-Nya yang luar biasa ini kepada dunia. Hidup kita sekarang bukan lagi tentang mengejar kesuksesan pribadi, melainkan tentang memberitakan kabar keselamatan yang sudah kita terima. Kita diutus untuk mengabarkan Injil dalam keseharian — di rumah, di tempat kerja, di sekolah, di manapun Tuhan menempatkan kita.
Apakah Anda sudah mengalami kasih dan pengampunan di dalam Kristus? Apakah Anda mengenal seseorang yang belum percaya kepada Kristus dan Injil-Nya? Kalau ya, Kristus juga memanggilmu untuk “pulang ke rumahmu, kepada tetanggamu, dan ceritakanlah kepada mereka segala yang telah Kristus lakukan bagimu.” Minggu ini, kepada siapa Anda akan menceritakan tentang Dia yang telah begitu baik padamu?
Refleksi
Bacalah Kisah Para Rasul 11:19-26 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
2. Bagaimana saya bisa lebih mengasihi Allah?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 22-24; 1 Timotius 1