DILINDUNGI OLEH KUASA ALLAH
Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia? Ibrani 10:29
Jika kita jujur, kita semua dapat mengingat saat-saat ketika kita gagal, goyah, atau kehilangan ketertarikan kepada segala sesuatu yang berhubungan dengan Kristus. Pengalaman-pengalaman ini dapat mengguncang iman bahkan orang percaya yang sudah lama. Jadi, apa yang harus kita lakukan supaya tidak tersandung?
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa begitu kita berada di tangan Yesus, kita tidak akan keluar lagi. Yesus berkata, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku … seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yohanes 10:27-28). Sesungguhnya, kegagalan kita berfungsi sebagai pengingat harian untuk lebih berpegang teguh pada janji-janji Allah dan bukan pada kebaikan kita sendiri. Bagi mereka yang tersembunyi di dalam Kristus, Dia “adalah "ya" bagi semua janji Allah” (2 Korintus 1:20). Ketika Allah berjanji bahwa tidak ada yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus (Roma 8:38-39), itu termasuk kesalahan dan dosa kita.
Ketika kita telah ditebus oleh Kristus, ketika kita telah dibawa ke dalam orbit kasih karunia-Nya, Dia berjanji untuk menyelesaikan pekerjaan baik yang telah Dia mulai di dalam kita (Filipi 1:6). Maka, kita harus menyimpulkan bahwa orang percaya sejati tidak akan terhilang. Itu tidak mungkin! Menurut belas kasihan Allah, kita dibawa ke dalam keluarga-Nya dan dijaga oleh kuasa-Nya sampai hari keselamatan (1 Petrus 1:5).
Namun, Alkitab juga menjelaskan dengan jelas bahwa ada orang-orang yang untuk sementara waktu terlihat mengabdi kepada Allah tetapi kemudian berbalik menentang Yesus dan firman-Nya, dan tidak pernah kembali kepada-Nya lagi. Penolakan mereka terhadap apa yang pernah mereka akui menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak pernah benar-benar menjadi milik Yesus. Orang-orang seperti itu, kata penulis Ibrani, menerima pengetahuan tentang kebenaran dan bahkan mungkin memberi kesan kepada orang lain di sekitar mereka bahwa iman mereka tulus, tetapi pada kenyataannya, mereka menginjak-injak Anak Allah. Mereka melakukan kebalikan dari apa yang dijelaskan Paulus dalam Filipi 3:8: "segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya." Paulus menganggap segala sesuatu dalam hidup ini sebagai sampah jika dibandingkan dengan pengenalan akan Yesus. Namun, pria dan wanita ini merasakan kebaikan Tuhan tetapi menganggap-Nya sebagai sampah ketika ditawari kesenangan duniawi.
Tujuan penulis Ibrani adalah memperingatkan kita terhadap rasa puas diri, yang menuntun pada penyimpangan yang berbahaya (Ibrani 2:1). Dia mendesak para pembacanya untuk berlari ke salib dalam kelemahan dan kegagalan mereka, karena keajaiban salib adalah bahwa tidak ada orang percaya yang berdosa yang tidak dapat diampuni, dan kemuliaan Roh Kudus adalah bahwa tidak ada orang percaya yang lemah yang tidak dapat Dia pelihara. Ketika Anda tersandung, maka, tersandunglah ke arah salib. Dan ketika Anda bangun setiap hari, mintalah kepada orang yang mati menggantikan Anda untuk mencurahkan kasih karunia-Nya yang baru agar Anda dapat bertekun dalam iman Anda.
Refleksi
Bacalah Ibrani 2:1-9 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bacaan Alkitab Setahun: