YESUS, SAHABAT SEJATI

Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. – Yohanes 15:12-15

 

Banyak penyanyi sering menulis lagu tentang rasa kesepian, karena itu membangkitkan emosi yang dalam. Paul Simon pernah menggambarkannya dengan begitu jelas ketika ia bernyanyi tentang orang ingin membangun tembok di sekeliling hidupnya, menjadi seperti “batu” atau “pulau,” menolak cinta dan sukacita karena takut disakiti. Baginya, persahabatan hanya membawa luka.

 

Namun, jauh di dalam hati kita tahu kebenarannya: persahabatan adalah bagian penting dari hidup kita. Allah yang Mahakuasa menciptakan kita untuk saling mengasihi dan peduli. Kita merindukan relasi—untuk dikenal dan dicintai. Bahkan hanya dengan satu sahabat sejati saja, hidup kita sudah terasa begitu berharga. Kita tidak diciptakan untuk hidup sendirian seperti sebuah “pulau”.

 

Meski kita mungkin memiliki sahabat yang setia, pengertian, dan jujur, hanya Yesuslah yang sanggup memberikan persahabatan sejati. Dialah sahabat yang “tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibr. 13:8). Persahabatan-Nya melampaui semua bentuk persahabatan manusia. Yesus bahkan dikenal sebagai sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Mat. 11:19; Luk. 7:34). Salah satu alasan mengapa persahabatan kadang terasa sulit adalah karena persahabatan menuntut keterbukaan dan kerentanan. Namun Yesus berbeda. Ia tidak pernah berubah suasana hati, tidak pernah mengecewakan, tidak pernah memperlakukan kita dengan semena-mena. Yang lebih indah lagi, Yesus ingin berteman dengan kita—dengan Anda! Ketika kita datang kepada-Nya dengan iman, Dia, yang melalui-Nya segala sesuatu diciptakan, dengan senang hati menyebut kita sahabat-Nya. Bukankah itu luar biasa?

 

Seperti semua persahabatan, hubungan dengan Yesus juga perlu kita pelihara. Itulah sebabnya Yesus berkata, “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” Ketika kita menerima Yesus sebagai sahabat, kita juga menerima Dia sebagai Raja. Mungkin Anda pernah merasa hubungan dengan orang lain itu menyakitkan atau cepat berlalu. Mungkin Anda dikelilingi teman, atau justru merasa tidak punya sahabat sama sekali. Tapi percayalah, Anda punya Sahabat yang paling luar biasa: Dia mengenal kita sepenuhnya, dan mengasihi kita apa adanya. Bersama-Nya, kita menemukan sahabat yang “lebih karib dari pada seorang saudara” (Ams. 18:24).

 

Teman di dunia bisa saja mengecewakan, atau bahkan meninggalkan kita; 
Kadang menghibur, di lain waktu justru melukai.
Namun Sahabat Sejati ini tidak akan pernah berkhianat.
Oh, betapa agung kasih-Nya!

Marianne Nunn, One There Is above All Others

 

Refleksi

Bacalah Yohanes 15:12-17 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?

2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?

3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 5-7; Yohanes 9:24-41