MENJALANI HIDUP KEBANGKITAN

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Kolose 3:1

 

Dalam mukjizat pertobatan, terjadi banyak hal yang luar biasa. Dosa-dosa kita diampuni, kita diadopsi ke dalam keluarga Allah, dan diberi status sebagai anak-Nya. Tidak hanya itu, kita juga menerima tempat baru bersama Kristus di surga. Bagi orang Kristen, terjadi perubahan radikal dalam lingkungan rohani kita sebagai hasil dari persatuan kita dengan Kristus yang telah bangkit. Dan justru posisi kita di dalam Kristus itulah yang menentukan prioritas hidup kita. Karena kita telah "dibangkitkan bersama Kristus", maka kita pun diperintahkan untuk "mencari perkara yang di atas".

Realitas ini sangat penting dipahami oleh jemaat di Kolose. Ketika Paulus menulis surat kepada mereka, mereka sedang dipengaruhi oleh ajaran yang menyesatkan. Para guru palsu memaksakan berbagai aturan buatan manusia, seperti “jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini” (Kolose 2:21). Aturan-aturan eksternal ini bertujuan untuk memperbaiki moralitas, tetapi ironisnya, justru “tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi” (ayat 23). Hal yang sama berlaku juga bagi kita: meskipun kita berusaha menjauh dari dosa, kita tetap tidak mampu mengatasi kecenderungan kita terhadap hal-hal yang tidak murni, tidak suci, dan tidak benar.

Ajaran agama yang hanya bersifat eksternal adalah seperti virus yang berusaha menyusup ke dalam gereja Kolose. Ia mencampuradukkan kebingungan doktrinal dengan kecerobohan moral—dua hal yang sering berjalan beriringan. Karena itu, Paulus menanggapi masalah ini dengan mengingatkan jemaat bahwa cara memahami perilaku kita adalah dengan memahami identitas kita—siapa kita di dalam Yesus Kristus.

Sebagai orang Kristen, hidup kita terbungkus dalam Kristus. Kita ada di dalam Dia, dan Dia ada di dalam kita. Kita telah dibangkitkan bersama Kristus, dan hidup kita tersembunyi di dalam Dia. Fakta inilah yang menjadi dasar sejati bagi rasa aman kita—harapan yang kokoh di tengah kecenderungan untuk jatuh dalam dosa.

Apakah Anda sedang berusaha menjalani kehidupan Kristen dengan kekuatan sendiri? Apakah Anda merasa frustrasi karena terus gagal melawan dosa dan bertanya-tanya mengapa perubahan hidup terasa begitu sulit? Atau lebih buruk lagi, apakah Anda mulai meragukan apakah Anda sungguh-sungguh seorang Kristen atau mempertanyakan apakah semua ini sepadan?

Jangan mengandalkan kekuatan Anda sendiri. Jangan mengukur rasa aman berdasarkan keberhasilan atau kegagalan Anda. Anda telah dibangkitkan bersama Kristus. Hanya Dia satu-satunya harapan Anda. Fokuslah pada kemuliaan-Nya, bukan pada kebaikan Anda sendiri. Ketika Anda hidup dengan mata tertuju kepada Kristus, hidup Anda akan menjadi kesaksian nyata akan kuasa-Nya yang mampu mengubah hidup.

 

Refleksi

Bacalah Galatia 5:16-25 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini? 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Pengkhotbah 1 – 3; Wahyu 10

Truth For Life – Alistair Beg