Pembacaan :   Roma 5: 12 - 21

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Bilangan  23 - 25

 

Hal ini dilakukan setiap hari di keluarga Kristen di seluruh dunia. Orangtua yang bermaksud baik, ingin melihat anak-anaknya melakukan apa yang benar, meminta hukum Taurat melakukan apa yang hanya bisa dilakukan anugerah dalam diri anak-anak kita. Mereka berpikir bahwa jika mereka punya aturan yang benar, ancaman hukuman yang benar, dan pemaksaan yang konsisten, anak-anak mereka akan baik-baik saja. Dengan cara ini, orangtua gagal untuk mengerti, mereka menciutkan cara membesarkan anak menjadi pemberi hukum, juri, pendakwa, dan sipir penjara. Mereka berpikir tugas mereka adalah melakukan apa yang mereka bisa lakukan untuk membentuk, mengendalikan, dan memperbaiki sikap anak-anak mereka. 

 

Dan dalam semangat mereka untuk mengendalikan sikap, mereka mencari sarana ancaman (“Aku akan membuat kalian cukup takut sehingga kalian tidak akan melakukannya lagi”), manipulasi (“Aku akan mencari sesuatu yang kalian inginkan dan berkata aku akan memberikannya kalau kalian mau taat”), dan rasa bersalah (“Aku akan membuat kalian merasa sangat tidak enak, sangat malu, sehingga kalian memutuskan tidak akan melakukannya lagi”).

 

Cara berpikir ini menyangkali dua hal signifikan yang Alkitab katakan kepada kita. Pertama adalah, sebelum dosa menjadi masalah sikap, pertama-tama dosa selalu masalah hati. Kita berdosa karena kita adalah orang berdosa. Misalnya, marah adalah selalu masalah hati, baru menjadi masalah agresi fisik. Hal ini penting untuk kita kenali karena tidak ada manusia yang punya kuasa untuk mengubah hati orang lain. Kedua adalah jika ancaman, manipulasi, dan rasa bersalah bisa menciptakan perubahan yang bertahan lama dalam hidup orang lain, Yesus tidak perlu datang. Jadi, cara pikir ini menyangkali Injil yang katanya kita pegang erat-erat, Inilah artinya meminta hukum Taurat melakukan apa yang hanya Allah mampu lakukan dalam anugerah-Nya yang ajaib. 

 

Jika Anda menyangkali Injil di tingkat dasar, Anda akan berusaha menciptakan dengan usaha manusia apa yang hanya Allah bisa ciptakan oleh anugerah-Nya yang berkuasa dan itu tidak akan membawa kebaikan bagi Anda. 

 

Puji Tuhan, Dia tidak meninggalkan kita untuk berubah dengan kekuatan sendiri. Dia menemui kita dengan anugerah yang mengubahkan dan memanggil kita untuk menjadi sarana anugerah di tangan penebusan-Nya. Dia mengangkat beban perubahan dari pundak kita dan tidak pernah memanggil kita untuk melakukan apa yang hanya bisa Dia lakukan. Jadi yang harus kita lakukan adalah dengan setia menggunakan otoritas sambil kita berusaha menjadi sarana perubahan hati di tangan Allah melalui anugerah-Nya yang lebih besar daripada semua dosa yang menguasai kita.

 

Mengapa kita mengatakan kita menaruh harapan kita di salib Tuhan Yesus Kristus tetapi meminta hukum Taurat melakukan apa yang hanya bisa dilakukan anugerah?