Pembacaan: Amsal 26

Bacaan Alkitab Setahun : Amsal 15 - 19

 

Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai, dan pentung untuk punggung orang bebal. (Amsal 26:3)

 

JANGAN SEPERTI KELEDAI. Hewan dijinakkan menggunakan wortel dan tongkat, karena kita tidak bisa menjelaskan kepada mereka mengapa mereka harus bersikap begini atau begitu. Orang bodoh adalah seseorang yang hanya bisa ditangani dengan cara yang sama. Mazmur 32:9 menasihati, “Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.” Sebaliknya, Tuhan berkata kepada kita, “Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu” (Mazmur 32:8).

 

Jadi, perbedaan utama antara kedua pendekatan ini adalah tentang motifnya. Yang pertama lebih berfokus pada kewajiban dan aturan, sementara yang kedua lebih mengutamakan keinginan untuk lebih mengenal Allah secara mendalam melalui kasih dan keinginan dari hati.

 

Mengomentari Mazmur 32:8–9, Kidner menulis, “Mereka yang mengundang tongkat adalah mereka yang merancang untuk mengabaikan pandangan-Nya.” Terkadang,  Allah dapat menggunakan keadaan sulit atau pukulan hidup sebagai cara untuk menegur kita ketika kita telah berpaling dari-Nya, merasa puas diri, atau berperilaku bodoh. Namun, pesan utamanya adalah bahwa ketika kita menyadari kesalahan kita, sebaiknya kita segera kembali ke dalam persekutuan dengan Allah melalui doa dan pencarian dalam firman-Nya. Tujuan ini adalah agar kita dapat mengijinkan Allah menjadi pemimpin dalam hidup kita daripada menghadapi hukuman-Nya yang keras.

 

Dapatkah Anda memikirkan sesuatu yang harus Anda pelajari dari “pukulan keras kehidupan” padahal seharusnya Anda bisa mempelajarinya dari Firman Allah?

 

Doa: Bapa, bukankah ini dosa terbesarku terhadap-Mu? Aku taat karena aku harus, bukan karena aku ingin. Aku bertobat karena akibat dosa, bukan karena dosaku mendukakan-Mu, Allah yang kukasihi. Tunjukkan lagi kasih Putra-Mu yang menderita kepadaku, sampai aku taat, bukan seperti keledai tetapi karena sukacita yang lahir dari ucapan syukur. Amin.