Pembacaan : Mazmur 73

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Ayub 34 - 37

 

Siapa yang tidak bisa merasakan pergumulan Asaf? Akui saja. Anda pernah mengalaminya: 

 

Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. ... Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya! Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi. ... Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. (Maz. 73:2-5, 12-14, 21-22) 

 

Asaf memang meratap, tetapi itu adalah ratapan yang salah. Dia penuh dengan duka, tetapi itu adalah duka yang berbahaya, marah, penuh tuduhan. Saya pernah mengalaminya. Saya merasakan perasaan Asaf. Saya pernah mengatakan kata-kata yang sama. Dalam dunia yang sudah jatuh, Anda punya alasan untuk berduka. Anda harus meratapi pergumulan Anda dengan dosa. Anda harus berduka atas kondisi dunia yang jatuh yang menyedihkan ini, yang merupakan tempat di mana Anda hidup.Anda harus berduka atas korupsi, ketidakadilan, kemiskinan, polusi, dan penyakit. Memang benar untuk berduka atas hal-hal ini, tetapi sebaiknya Anda menjaga duka Anda. Duka Anda tidak pernah netral; Anda sedang berduka dengan Tuhan, yang menangisi kondisi dunia yang Dia ciptakan, atau Anda sedang berduka melawan Tuhan, mempertanyakan kebaikan, kebijaksanaan, dan kasih-Nya.

            Sangat menggoda untuk melakukan ini karena Anda mengalami saat-saat ketika kontras antara apa yang Anda hadapi sebagai anak Allah dan apa yang orang di sebelah Anda – seseorang yang mengabaikan Tuhan – hadapi hampir terlalu berat untuk diterima. Tampaknya orang baik menderita dan orang jahat diberkati. Menghadapi kenyataan ini, Asaf pada dasarnya berkata, "Aku telah taat, dan ini yang aku dapatkan? Ini adalah tuduhan penuh amarah terhadap kebaikan Allah. Ketika Anda tidak mengerti apa yang sedang terjadi, berlarilah kepada kebaikan Allah dan bukannya mempertanyakan kebaikan-Nya. Katakan bersama Asaf, “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya” (ay. 26).

 

Berduka itu baik saat kita meratapi apa yang dibenci Tuhan, tetapi berbahaya jika mempertanyakan kebaikan dan kasih Tuhan.