Baca: Amsal 18:1-24
Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah? (Amsal 18:14)

Bacaan Alkitab Setahun: 
Lukas 8-9



Sejak kecil, Kurnia tidak pernah merasakan rawat inap di rumah sakit. Namun, akhirnya pengalaman itu datang usai diagnosis dokter menyatakan kadar Hb-nya jauh di bawah normal. Mau tak mau Kurnia harus menjalani rawat inap. Menariknya, Kurnia merespons kondisi itu dengan santai. Begini bunyi unggahan di media sosialnya: “Rekor selama 40 tahun terpecahkan. Memang kalau Tuhan sudah berkehendak, waktunya beristirahat dan pindah tidur!” Saya tersenyum saat membaca kalimat itu sambil bergumam, “Mantap juga caranya merespons sakitnya!” 

Dalam hidup ini, cara pandang seseorang akan memengaruhi ucapan, sikap, dan tindakannya. Dua orang Kristen yang terbaring di ranjang rumah sakit, di ruangan yang sama, dapat memandang keadaannya dengan cara yang sama sekali berbeda. Hal itu ditentukan oleh cara pandangnya terhadap kehidupan, yang dipengaruhi oleh iman dan pengalaman pribadi mereka bersama Tuhan. Benarlah yang disampaikan penulis Amsal bahwa orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya. Ia bahkan mampu merespons secara positif dengan sukacita yang memancar dari wajahnya, sekalipun faktanya ia masih sakit. 

Apakah saat ini semangat kita sedang patah karena pergumulan yang tak kunjung tuntas? Apakah kita sedang “pindah tidur” di rumah sakit dengan kekhawatiran mulai menyergap hati dan pikiran kita? Berhati-hatilah agar sukacita dan semangat kita jangan sampai sirna, supaya kondisi yang kita alami tidak semakin berat. Bersemangatlah karena pertolongan Allah pasti dinyatakan bagi kita!


SUKACITA DAN SEMANGAT AKAN MELIPATGANDAKAN KESANGGUPAN KITA
DALAM MENANGGUNG PENDERITAAN