Pembacaan : Daniel 3 : 8 - 30

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yermia 37 - 40

 

 

Iman yang Alkitabiah bukanlah tentang tersenyum manis sambil terus hidup dalam penyangkalan agama. Ini bukan tentang menutupi kenyataan pahit dan gelap dunia yang telah jatuh. Ini bukan tentang berdoa karena hal itu membuat Anda merasa lebih rohani. Ini bukan tentang membanggakan diri karena kemampuan Anda untuk mematuhi peraturan Allah atau berpikir Anda lebih suci karena Anda rajin membaca Alkitab lagi tahun ini. Ini bukan tentang membersihkan diri Anda pada hari Minggu sehingga Anda seakan-akan terlihat baik padahal sebenarnya tidak begitu. Ini bukan tentang berapa tahun Anda tidak pernah “bolos” kebaktian. Ini bukan tentang memoles kebenaran Anda sehingga Anda terlihat lebih baik bagi diri sendiri dan orang lain.  Ini bukan tentang mengatakan Anda baik-baik saja padahal Anda menunjukkan bukti nyata setiap hari bahwa Anda tidak baik-baik saja. Jika Anda melakukan, mengatakan, atau memikirkan hal-hal religius yang dimaksudkan untuk melindungi Anda dari kenyataan, Anda tidak menghidupi kekristenan yang Alkitabiah. Anda mungkin merasa lebih baik, tetapi hati Anda belum ditenangkan oleh iman yang Alkitabiah. Iman pada Alkitab tidak akan pernah memanggil Anda untuk menyangkal realitas dengan cara apa pun. Iman di Alkitab begitu kagum pada keagungan dan kemuliaan Allah sehingga mampu melihat realitas tergelap dalam hidup dan tidak takut.

Abraham tidak perlu menyangkal kenyataan untuk bisa meninggalkan rumahnya tanpa mengetahui dengan pasti ke mana Allah akan membawanya. Nuh tidak perlu menyangkal kenyataan untuk bisa menghabiskan 120 tahun membangun bahtera. Orang Israel tidak perlu mengingkari kenyataan untuk bisa berjalan mengelilingi Yerikho selama tujuh hari. Daud tidak perlu menyangkal kenyataan untuk bisa menghadapi Goliat. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tidak perlu menyangkal kenyataan untuk masuk bisa ke tungku perapian yang panas. Petrus tidak perlu menyangkal kenyataan untuk bisa berdiri di hadapan Sanhedrin dan menolak untuk berhenti memberitakan Injil. Anda lihat, bukan kenaifan iman yang mendorong orang-orang ini. Tidak, kejelasan imanlah yang menyebabkan mereka melakukan apa yang mereka lakukan.

Hanya jika Anda melihat dunia yang gelap ini melalui lensa keberadaan, kekuasaan, otoritas, hikmat, kesetiaan, kasih, dan anugerah Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan barulah Anda bisa melihat kenyataan dengan jelas. Anda tidak akan pernah bisa menilai dan memahami apa yang Anda hadapi jika Anda menghilangkan fakta terutama — keberadaan Allah. Bahkan, begitulah penulis kitab Ibrani mendefinisikan iman: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (11:6) Apakah Anda kekurangan iman? Berlarilah kepada Dia yang memberikan iman secara cuma-cuma sebagai karunia anugerah-Nya bagi Anda.

 

Iman sejati tidak pernah memanggil Anda untuk menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa segala sesuatunya lebih baik daripada yang ada. Iman yang Alkitabiah sangat jujur ​​dan penuh harapan.