Pembacaan : Mazmur 103

 

Bacaan Alkitab Setahun:  

Keluaran 26 – 28

Belas kasih kepada orang lain akan menyatakan kebutuhan kontinyu Anda akan belas kasih, mendorong Anda sampai ke batas dan membuat Anda lari kepada pelukan Juru Selamat yang penuh belas kasih.

 

Ini bukanlah sesuatu yang natural bagi kita. Yang natural adalah memastikan semua kebutuhan Anda dipenuhi. Yang natural adalah menyimpan yang Anda punya sampai di satu titik Anda tidak punya cukup. Yang natural adalah membawa-bawa daftar apa yang Anda inginkan untuk diri sendiri. Yang natural adalah mengikuti perasaan Anda daripada memikirkan perasaan orang lain. Yang natural adalah mengharapkan belas kasih bagi diri sendiri tetapi mengharapkan orang bersikap adil kepada Anda. Yang natural adalah sadar akan dosa orang lain tetapi buta terhadap dosa sendiri. Jika kita mau menjadi orang yang berbelas kasih, kita harus punya belas kasih yang berlimpah dalam diri sendiri, karena apa yang menghalangi kita menjadi komunitas belas kasih adalah diri kita sendiri!

Tidak mungkin saya memikirkan panggilan Allah untuk menjadi saluran belas kasih-Nya tetap tidak mencerminkan perumpamaan Yesus dalam Matius 18:21-35. Tolong berhenti dan baca perikop itu. Kristus punya dua alasan untuk menceritakan kisah ini. Pertama, untuk menyatakan maksud di balik pertanyaan Petrus: “Ok, Tuhan, berapa kali aku harus mengampuni?” Pertanyaan ini menunjukkan hati yang kurang belas kasih. Alasan kedua Kristus menceritakan kisah ini adalah untuk menyatakan isi hati kita. Anda lihat, kita semua adalah hamba yang tidak adil itu. Kita menerima belas kasih Allah tetapi memarahi anak-anak kita ketika mereka melakukan kesalahan. Kita menyanyikan Amazing Grace tetapi menghukum pasangan kita dengan mendiamkannya ketika mereka melukai kita. Kita memuji Allah karena kasih-Nya tetapi memutuskan persahabatan karena tindakan tidak setia sementara. Kita bersyukur sudah diampuni tetapi berkata orang yang menderita karena hasil keputusannya mendapatkan apa yang layak dia dapatkan. Kita menerima anugerah Allah tetapi menerapkan hukum taurat kepada orang lain. Kita tidak bisa memberikan belas kasih karena kita cenderung melihat diri sendiri lebih layak menerima belas kasih daripada orang miskin dan yang membutuhkan.

Namun, ketika panggilan belas kasih Allah berbenturan dengan kurangnya belas kasih Anda, maka Anda mulai melihat diri Anda yang sebenarnya. Anda mulai mengakui bahwa Anda tidak punya apa yang Allah minta. Anda mulai mengakui kepada diri sendiri dan orang lain bahwa Anda tidak dapat mencapai standar Allah, jadi Anda mulai meminta belas kasih yang Anda tolak untuk berikan kepada orang lain. Dan saat Anda mulai mengingat belas kasih Allah adalah satu-satunya harapan Anda dan Anda merenungkan betapa besarnya belas kasih yang telah diberikan kepada Anda, maka Anda mulai ingin menolong orang lain mengalami belas kasih yang sama.

Sampai sejauh mana Anda melupakan belas kasih yang Anda terima, sejauh itu pula Anda tidak bisa memberikan belas kasih kepada orang lain. Saya setiap hari membutuhkan karya anugerah Allah supaya bisa melakukan karya anugerah-Nya.