Pembacaan : Matius 5

Bacaan Alkitab Satu Tahun :  Wahyu 12 - 13

 

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. (Matius 5:3)

 

KEMURAHAN HATI. Khotbah Yesus di Bukit (Matius 5–7) merupakan parafrase kitab Amsal. Seperti Amsal, Yesus mengambil prinsip Sepuluh Perintah Allah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Matius 5:17). Amsal dikumpulkan oleh dan untuk Salomo, yang hanya bisa mendesak kita untuk mengikuti aturannya. Namun di dalam Yesus, Salomo yang sejati, kita memiliki seseorang yang telah memenuhi aturan-aturan hikmat bagi kita, dan sekarang, dengan mengetahui hal itu, dan melalui iman kepada-Nya, kita dapat hidup sesuai dengan hikmat Allah.

 

Hal ini terlihat dalam ayat pembuka khotbah tersebut—Ucapan Bahagia. Masing-masing dari panggilan tersebut memanggil kita untuk melakukan sesuatu, tetapi kita dapat menjawab panggilan tersebut hanya karena Yesus telah menggenapinya untuk kita. Mulailah dengan yang pertama. Kita dipanggil untuk menjadi miskin dalam roh—merendahkan diri secara rohani, dan berkomitmen terhadap orang-orang miskin di dunia. Jika kita melakukan itu, kita akan benar-benar kaya—karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Namun orang Kristen tahu bahwa kita akan menjadi kaya seperti raja hanya karena Yesus menjadi miskin, secara rohani, dan miskin sepenuhnya, demi kita. Mengetahui hal itu merendahkan kita menjadi benar-benar miskin dalam roh dan murah hati kepada semua yang membutuhkan.

 

Tidak ada seorang pun yang dapat menjadi orang percaya jika dia tidak merasa miskin secara rohani. Bagaimana Allah menghadirkan kondisi ini ke dalam hidup Anda?

 

Doa: Tuhan, “Tetapi tetesan kesedihan tidak akan pernah mampu membayar utang kasihku; di sini Tuhan, aku menyerahkan diriku: ‘Hanya ini yang bisa kulakukan.’” Amin.