KEHANCURAN DAN PEMBEBASAN

Ketika Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya, maka sangat panaslah hati Haman, tetapi ia menganggap dirinya terlalu hina untuk membunuh hanya Mordekhai saja, karena orang telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai itu. Jadi Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi, yakni bangsa Mordekhai itu, di seluruh kerajaan Ahasyweros. Ester 3:5-6

 

Tidak ada orang sombong yang akan pernah menerima rasa hormat dan penghargaan yang dia pikir layak dia terima. Begitu juga dengan Haman. Tidak cukup baginya untuk menerima hormat dari semua orang, tetapi tidak dari seorang Yahudi, bernama Mordekhai. Kemarahan Haman jelas sudah membara. Dia punya masalah dengan Mordekhai, tetapi kemarahannya begitu besar sehingga bahkan kematian orang itu tidak akan cukup baginya. Setiap orang dari bangsa orang itu juga harus dibinasakan.

 

Bagaimana bisa seorang Yahudi yang berkata "tidak" dapat mengakibatkan keinginan untuk membinasakan seluruh komunitas Yahudi? Upaya Haman yang licik dan jahat menggambarkan tindakan bapa rohaninya, Si Jahat (Yohanes 8:44). Setan mengerti bahwa Raja-Pembebas, si peremuk ular yang dijanjikan dalam Kejadian 3:15, akan datang dari orang Yahudi, keturunan Abraham, dan karena itu dia bertekad untuk membinasakan mereka. Ini juga menjelaskan reaksi berlebihan Herodes berabad-abad kemudian dengan membunuh setiap anak laki-laki di bawah usia dua tahun (Matius 2:16). Ini bukan sekadar tindakan gila-gilaan dari orang-orang yang putus asa; ini adalah upaya Setan untuk melenyapkan Mesias. 

 

Ketika Haman menghadap raja dengan rencananya, raja (yang membuat keputusan hanya berdasarkan apa yang menyenangkannya saat itu) dengan mudah dimanipulasi, dan dekrit pun ditulis (Ester 3:8-11). Penting untuk dicatat, dekrit itu diberikan pada hari ketiga belas bulan pertama—sehari sebelum perayaan Paskah (3:12; Imamat 23:5). Di bawah bayang-bayang berita tentang pembinasaan yang akan menimpa mereka dalam waktu dua belas bulan, umat Allah berkumpul untuk mengingat campur tangan Allah yang ajaib ketika mereka berada dalam situasi yang mustahil dalam perbudakan Mesir. Dekrit Haman menyatakan bahwa kehancuran mereka tidak dapat dihindari—tetapi teror yang mereka hadapi merupakan kesempatan untuk memandang kepada-Nya yang telah berjanji bahwa Dia akan menjaga mereka sampai akhir. Apakah mereka akan bertindak dalam ketidakpercayaan dan ketakutan, atau iman? 

 

Umat Allah akhirnya akan menemukan bahwa cara yang direncanakan untuk kehancuran mereka adalah cara yang akan digunakan Allah untuk pembebasan mereka (Ester 7:9-10). Ini mengarahkan kita kepada salib Yesus, di mana metode yang digunakan Si Jahat untuk menghancurkan tujuan Allah adalah cara yang digunakan Allah untuk kemenangan besar yang dicapai Kristus.

 

Kadang-kadang Anda mungkin hidup dalam cengkeraman ketakutan karena Anda berada dalam situasi yang tampaknya mustahil. Ketika Anda mengalaminya, ingatlah ini: “Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat” (Amsal 18:10). Tidak ada satu janji pun yang telah dibuat Allah yang tidak akan Dia tepati, apa pun yang mungkin ingin dilakukan Si Jahat. Anda dapat beristirahat dalam keyakinan yang datang dari mengetahui bahwa firman dan janji-janji Allah tidak akan pernah gagal, dan bahwa saat-saat tergelap sering kali digunakan oleh Allah untuk mendatangkan kemenangan-kemenangan-Nya yang terbesar.

 

Refleksi

Bacalah Mazmur 7 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

 

  1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  2. Bagaimana saya bisa lebih mengasihi Allah?
  3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 43-45; Kisah Para Rasul 19:1-20