AKSES KEPADA ALLAH
“Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang; Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia—artinya, bukan bagian dari ciptaan ini. Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat kudus, bukan dengan darah kambing jantan atau anak lembu, tetapi dengan darah-Nya sendiri, dan dengan itu Ia telah mengadakan penebusan yang kekal.” — Ibrani 9:11–12
Keajaiban besar dari kisah Alkitab adalah bahwa Allah—yang melihat ketidakmampuan kita untuk mengenal, mengasihi, dan melayani Dia—telah datang untuk menebus dan memulihkan kita. Allah mengerjakan penebusan itu melalui serangkaian karya besar yang mencapai puncaknya dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Melalui Yesus, Allah sendiri datang untuk menjembatani jurang yang memisahkan kita dari-Nya. Dan di dalam Kristus, Ia menggenapi peran-Nya sebagai Imam Besar yang sejati bagi kita.
Bagi orang-orang Yahudi Kristen—para penerima pertama surat Ibrani—mengikut Yesus berarti mengalami perubahan besar, terutama dalam hal ibadah mereka. Penyembahan mereka tidak lagi berpusat pada kemegahan Bait Allah dan segala kemewahan ritualnya. Mereka tidak lagi menyaksikan imam besar memasuki ruang maha kudus setiap tahun pada Hari Pendamaian. Semua itu telah berubah karena Yesus, melalui kematian-Nya di kayu salib, telah menjadi korban sekaligus pendamaian untuk dosa manusia.
Dengan cara yang sama seperti imam besar dulu masuk ke balik tirai di Bait Allah sebagai tanda bahwa pengorbanan diterima oleh Allah, Yesus—setelah mati dan bangkit—datang dari kubur untuk menyatakan bahwa Allah telah menerima korban-Nya. Tirai Bait Allah terbelah dua (Mat. 27:51; Mrk. 15:38; Luk. 23:45), menandakan bahwa pintu menuju hadirat Allah kini telah terbuka. Melalui Yesus, jalan menuju hadirat Allah kini tersedia bagi semua orang percaya.
Yesus, sebagai Imam Besar sejati, telah membuka jalan bagi kita untuk datang kepada Allah satu kali untuk selama-lamanya. Tidak perlu lagi ada pengorbanan yang diulang-ulang seperti zaman Perjanjian Lama. Jika dulu para imam mempersembahkan korban yang sama berulang kali, yang tidak pernah benar-benar menghapus dosa, kini Kristus telah mempersembahkan diri-Nya “satu kali untuk selama-lamanya sebagai korban karena dosa,” dan kemudian “duduk di sebelah kanan Allah” (Ibr. 10:11–12).
Keajaiban terbesar dari semua ini adalah bahwa Yesus tidak hanya mempersembahkan korban—Dia sendiri adalah korbannya. Ia menyerahkan diri-Nya dengan sukarela untuk menanggung hukuman yang seharusnya kita terima, agar kita dapat menikmati pengampunan dan diperdamaikan kembali dengan Allah.
Apa artinya bagi kita hari ini?
Pertama, hal ini meneguhkan iman kita. Sama seperti jemaat mula-mula yang tergoda untuk kembali ke kebiasaan lama, kita pun sering mencari jalan lain selain Kristus. Namun Yesus adalah Imam Besar yang sejati dan satu-satunya jalan kepada Allah. Tidak ada tempat lain yang dapat memberi kita pengampunan dan damai sejati selain Dia.
Kedua, kebenaran ini memberi kita keberanian untuk datang kepada Allah. Karena Yesus adalah Imam Besar kita yang hidup, kita dapat menghampiri Allah tanpa takut, sebab kita tahu bahwa Yesus sedang bersyafaat bagi kita di surga.
Apakah Anda bergumul untuk datang kepada Allah dengan keyakinan? Pandanglah kepada Yesus—Imam Besar Anda yang telah menembus surga dan kini duduk di hadirat Allah. Di dalam Dia, Anda memiliki akses penuh kepada Bapa. Di dalam Dia, Anda diterima sepenuhnya, dikasihi tanpa syarat, dan memiliki segala yang Anda butuhkan untuk hidup dalam hadirat-Nya.
Refleksi
Bacalah Ibrani 3:1-6 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?
2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 6-8; 1 Yohanes 1