PENGHIBURAN DARI JALAN-JALAN ALLAH
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. 2 Korintus 1:3-4
Penderitaan yang Allah izinkan terjadi dalam hidup kita memampukan dan memperlengkapi kita untuk menghibur orang lain dalam ujian mereka. Namun, kemampuan ini hanya mungkin terjadi karena penghiburan besar yang kita terima dari Allah di tengah penderitaan kita sendiri. Sungguh, dalam kelembutan dan belas kasihan-Nya, Allah secara khusus melayani kita "sehingga kami sanggup menghibur mereka yang berada dalam bermacam-macam penderitaan."
Jika kita ingin memberikan belas kasihan kepada mereka yang sedang menderita, kita harus terlebih dahulu melawan kecenderungan untuk menjadi pahit dan berfokus pada diri sendiri akibat masalah kita. Dalam Perjanjian Lama, kita membaca kisah seorang gadis muda Israel yang ditangkap dalam serangan bangsa Aram, dibawa jauh dari keluarganya, dan dipaksa menjadi budak. Hidupnya berpotensi besar untuk dipenuhi kepahitan, kemarahan, dan dendam. Namun, ketika ia mengetahui bahwa tuannya menderita kusta, ia justru mendorong tuannya untuk mencari kesembuhan dari Tuhan, bahkan mengarahkannya kepada seseorang yang dapat menolongnya (2 Raja-raja 5:1-3). Bagaimana mungkin ia memiliki belas kasihan sedemikian rupa hingga bersedia mengarahkan tuannya kepada penghiburan sejati? Setidaknya, ini sebagian disebabkan karena penderitaannya telah melembutkan hatinya, sehingga ia berempati terhadap pergumulan orang lain.
Selain itu, kita perlu menghindari memberikan jawaban yang hanya bersifat intelektual atau klise, karena sering kali justru lebih menyakitkan daripada menyembuhkan. Diskusi filosofis yang dalam tentang hakikat penderitaan mungkin merangsang pikiran, tetapi tidak ada yang lebih menenangkan hati selain Injil. Kita juga perlu mengingat bahwa jalan-jalan Allah melampaui pemahaman kita. Kita tidak harus memiliki semua jawaban. Jangan meremehkan kekuatan keheningan yang penuh empati. Faktanya, salah satu cara terbaik teman-teman Ayub ikut merasakan penderitaannya dan menghiburnya adalah ketika mereka "duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam; seorang pun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya" (Ayub 2:13). Mereka menjadi teman sejati bagi Ayub sampai akhirnya mereka mulai berbicara!
Penghiburan terbesar yang dapat kita berikan kepada orang yang sedang menderita adalah, dengan lembut dan penuh air mata, mengarahkan mereka kepada Kristus. Hanya Kristus yang sepenuhnya mampu masuk ke dalam penderitaan kita. Sebagai Raja yang telah naik ke surga dan Imam Besar Agung, Ia mampu "merasakan kelemahan-kelemahan kita," karena "Ia telah dicobai, sama seperti kita" (Ibrani 4:15).
Apakah ada luka dalam hidup Anda yang belum pernah Anda serahkan kepada Allah—kesedihan mendalam yang selama ini Anda pendam? Hari ini, mintalah kepada Tuhan agar Anda dapat menyerahkan kembali beban itu kepada-Nya. Mintalah kuasa ilahi-Nya agar Anda dapat melihat penderitaan Anda melalui prisma salib Kristus, sehingga Anda dapat dipenuhi oleh belas kasihan-Nya yang luar biasa—dan, pada gilirannya, menjadi berkat bagi orang lain.
Refleksi
Bacalah 2 Raja-raja 5:1-5, 9-14 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 3–4; Wahyu 15
Truth For Life – Alistair Beg