DIPANGGIL UNTUK BERTINDAK
Dan Mordekhai menceritakan kepadanya segala yang dialaminya, serta berapa banyaknya perak yang dijanjikan oleh Haman akan ditimbang untuk perbendaharaan raja sebagai harga pembinasaan orang Yahudi. Juga salinan surat undang-undang, yang dikeluarkan di Susan untuk memunahkan mereka itu, diserahkannya kepada Hatah, supaya diperlihatkan dan diberitahukan kepada Ester. Lagipula Hatah disuruh menyampaikan pesan kepada Ester, supaya pergi menghadap raja untuk memohon karunianya dan untuk membela bangsanya di hadapan baginda. Ester 4:7-8
Mordekhai setiap hari bolak balik berjalan di gerbang istana Raja Ahasyweros agar dia dapat memperoleh informasi dan mendengar berita terbaru. Namun, apa yang didengarnya pada hari itu, dijelaskan dalam ayat-ayat ini dengan sangat menyedihkan: Kekaisaran Persia akan segera memusnahkan orang-orang Yahudi.
Sepupunya, Ratu Ester, tidak berada di sekitar gerbang istana. Dia terisolasi di istananya dan tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ketika berita itu sampai kepadanya bahwa orang-orang Yahudi, termasuk Mordekhai, sedang berkabung, berpuasa, dan menangis, dia menanggapinya dengan belas kasihan, tetapi dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi (Ester 4:3-5).
Meskipun Mordekhai memahami betapa seriusnya situasi tersebut dan Ester tidak, baik Mordekhai maupun Ester dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berat. Bagaimana mungkin seorang pria seperti Mordekhai dapat bertahan sebagai orang yang percaya kepada Allah dan sebagai rakyat dari seorang raja yang berkuasa? Apakah dia tidak berdaya melawan tirani kekaisaran Persia, atau dapatkah dia membuat perbedaan dan mengubah jalannya peristiwa? Bagaimana Ester, yang telah dibawa ke tempat tidur raja, dapat menghadapi kenyataan bahwa dia memiliki nama Persia dan nama Yahudi? Akankah dia mengidentifikasi diri dengan umat Allah? Atau akankah dia memilih untuk hidup dalam keterasingan luar biasa yang diberikan kepadanya di istana?
Pada akhirnya, Mordekhai tidak hanya duduk diam. Dia menarik perhatian dayang-dayang Ester dan membantunya memahami apa yang sedang terjadi—dan peran apa yang dapat dia mainkan. Ester memilih untuk mengorbankan kenyamanannya, dan mungkin juga nyawanya, untuk mengambil risiko campur tangan atas nama umat Allah. Keduanya memahami bahwa providensia dan kedaulatan Allah tidak membebaskan orang percaya dari tanggung jawab mereka untuk melakukan apa yang benar dan menggunakan pengaruh apa pun yang mereka miliki atas nama umat-Nya.
Sebagai orang yang percaya pada providensia Allah, bagaimana seharusnya kita hidup di dunia yang menentang Injil? Kadang kala, kita mungkin merasa tidak berdaya untuk melakukan perubahan apa pun dalam budaya yang berusaha melemahkan iman kita. Kita mungkin juga lebih memilih kenyamanan, mengisolasi diri dari masyarakat dengan hanya berbicara dengan orang percaya lain, hanya membaca buku-buku Kristen, dan hanya menonton film atau acara TV yang "berbasis iman". Namun, providensia Allah tidak mengharuskan kita untuk tidak aktif. Providensia-Nya mengharuskan kita untuk aktif. Karena providensia Allah sering kali terwujud melalui keberanian umat-Nya, melalui perjuangan mereka demi apa yang benar dan baik. Hari ini, saat Anda membaca Alkitab, berusahalah untuk memahami bagaimana Alkitab berhubungan dengan peristiwa terkini di dunia Anda. Dan mintalah Roh Allah untuk menunjukkan kepada Anda bagaimana Dia mungkin memanggil Anda untuk melangkah keluar dalam iman, mengambil risiko, dan berbicara, demi Injil dan umat Allah.
Refleksi
Bacalah Markus 6:14-29 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 49-50; Kisah Para Rasul 20:1-16