Pembacaan : Amsal 8

Bacaan Alkitab Setahun : Keluaran 38-39

 

 

“Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.” (Ams. 8:12-13)

 

RASA AMAN. Berhikmat berarti memiliki kehati-hatian dan kebijaksanaan yang membawa kepada keberhasilan (ayat 12). Kemudian ayat 13 berbicara tentang membenci kesombongan dan kecongkakan. Kita tidak boleh memisahkan ayat 12 dari 13. Mengapa? David A. Hubbard mencatat bahwa kesombongan dan keangkuhan adalah kesalahan “yang sangat rentan terjadi pada orang yang cerdik dan pandai.” Tanpa rasa kagum dan heran—takut di hadapan Allah—kesuksesan dapat dan biasanya memang mengarah pada rasa superioritas dan keangkuhan. Kemudian dimulailah kejatuhan. Kesombongan menggerakkan Anda menuju kebodohan, seperti terlalu percaya diri pada intuisi Anda, yang pada akhirnya menghasilkan keputusan yang buruk dan kejatuhan.

 

Karakter moral bagi kesuksesan sama seperti pengaman pada pistol: mencegah Anda tidak menembak diri sendiri. “Hikmat sejati itu cerdik dan banyak akal,” tulis Kidner, dan itulah alasannya bahwa hanya “berakar pada rasa takut akan Tuhan [dapat membuatnya] bebas dari kesalahan-kesalahan hikmat duniawi.” Jangan lupa bahwa kata benci digunakan dua kali, dan yang kedua diucapkan oleh hikmat. “Yang menjijikan bagi kesalehan menjijikan bagi hikmat: tidak ada bedanya.”

 

Jika Anda telah menikmati kesuksesan dalam bentuk apa pun, apakah Anda diam-diam merasa itu adalah karena kehebatan Anda? Apakah Anda melihatnya sebagai karunia Allah?

 

Doa: Tuhan, hatiku takut jika aku bersikap baik dan bukannya kejam, aku tidak akan sukses. Tetapi aku melihat apa yang dikatakan firman-Mu, bahwa kebaikan dan kerendahan hati adalah cara mendapatkan kesuksesan yang paling praktis, karena itu artinya melakukan sama seperti yang Yesus lakukan, yang menang melalui pelayanan dan kasih. Amin.