KEKUATAN DAN MISTERI DARI KETAATAN
“Berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ‘Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak menjadi raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku akan mengutus engkau kepada Isai orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku’ … Samuel melakukan seperti yang difirmankan TUHAN dan tiba di Betlehem.” — 1 Samuel 16:1, 4
Samuel menonjol dalam kisah Alkitab, bukan karena gagasan yang luar biasa atau keberaniannya mengambil inisiatif, melainkan karena satu hal sederhana: ia melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Setelah Saul memberontak terhadap Tuhan, Tuhan menolak Saul sebagai raja. Tuhan lalu menyuruh Samuel untuk memberitahukan hal itu kepada Saul. Maka Samuel taat dan melakukannya (1 Sam. 15:10, 26–29).
Kemudian Tuhan berbicara lagi kepada Samuel bahwa masa berkabungnya atas Saul sudah cukup, dan kini waktunya untuk melangkah ke tugas berikutnya: mengurapi raja baru bagi Israel. Tuhan berkata, dan Samuel pun melakukannya.
Tuhan memerintahkan Samuel untuk mengambil minyak urapan dan pergi ke Betlehem, kepada seorang yang tampaknya biasa saja bernama Isai. Tidak ada yang tampak luar biasa dari perintah itu — mungkin bahkan terlihat sepele bagi seorang nabi besar seperti Samuel. Namun Samuel tidak tahu bahwa ketaatannya yang sederhana itu akan menjadi bagian penting dari rencana besar Allah — membawa sejarah menuju puncak karya keselamatan-Nya bagi umat manusia.
Bertahun-tahun sebelumnya, di kota yang sama yaitu Betlehem, Tuhan juga telah bekerja melalui peristiwa yang tampaknya sederhana: Ia menyediakan seorang suami bagi Rut, seorang janda muda. Dari keturunan Rut lahirlah Isai, yang kemudian menjadi ayah dari Daud — raja yang akan diurapi Samuel. Seribu tahun kemudian, di kota Betlehem yang sama, Allah akan menggenapi rencana keselamatan itu dengan menghadirkan Sang Mesias, Yesus — keturunan Daud — yang diurapi bukan untuk memerintah secara politik, melainkan untuk menjadi Gembala dan Juruselamat bagi seluruh umat-Nya (Matius 1:1–6; 2:6).
Samuel tidak tahu bahwa ketika ia memenuhi perintah Tuhan yang tampaknya sederhana itu — hanya mengisi tabung minyak dan pergi ke Betlehem — ia sedang mengambil bagian dalam kisah penebusan Allah yang agung.
Demikian juga dengan kita. Sebagian besar perintah Tuhan dalam hidup kita tidak selalu disertai dengan tanda-tanda luar biasa atau pengalaman yang dramatis. Kita sering ingin melihat hasil besar dari ketaatan kita—perubahan nyata, mujizat, atau kesuksesan yang cepat. Namun sering kali Tuhan bekerja dalam kesunyian, dalam hal-hal yang tidak terlihat. Ia menyusun kisah keselamatan-Nya melalui ketaatan umat-Nya yang sederhana: seorang ibu yang setia berdoa, seorang pemimpin yang jujur dalam integritas, seorang pelayan yang tetap melayani meskipun tidak dilihat orang.
Setiap kali kita memilih untuk taat kepada Tuhan, kita sedang berkata kepada-Nya: “Aku percaya Engkau tahu apa yang sedang Engkau lakukan, walau aku tidak mengerti.” Dan di situlah misteri ketaatan—bahwa dari langkah-langkah kecil yang tampaknya biasa, Allah sedang membangun sesuatu yang kekal.
Ketaatan Samuel di Betlehem menunjuk kepada Yesus yang juga taat di Betlehem dan kemudian di Kalvari. Ketaatan Samuel membuka jalan bagi kedatangan Raja Daud; tetapi ketaatan Kristus membuka jalan bagi keselamatan dunia. Dalam Kristus, kita melihat puncak dari segala ketaatan yang sempurna—ketaatan yang membawa hidup bagi mereka yang percaya.
Maka, ketika Tuhan memanggil kita untuk taat, jangan meremehkan apa yang tampak kecil. Karena di balik setiap langkah iman yang sederhana, Tuhan sedang menggenapi karya Injil-Nya.
Refleksi
Bacalah Markus 14:3-9 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?
2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 14-15; 1 Yohanes 4