IMAN YANG TAK TAKUT

“Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa. Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar. Yohanes 9:33-34

 

Ketika pengemis buta di Yohanes 9 bertemu Yesus, dia tidak hanya dicelikkan secara jasmani, tetapi juga secara rohani sehingga dia percaya kepada Yesus sebagai Tuhan. Namun, masalahnya belum berakhir. Ketika bertemu dengan para pemimpin agama, dia mendapati bahwa, mereka tidak mau menerima perubahan fisik dan iman baru orang ini, malah bertekad untuk mendiskreditkannya dengan menantang tanda ajaib dan kesaksian pribadinya. 

 

Orang Farisi merupakan sosok yang sangat mengintimidasi sehingga ketika ditanya, orang tuanya menolak untuk menjawab karena takut mereka akan dikeluarkan dari sinagoge. Sebaliknya, mereka mengarahkan orang Farisi kepada putra mereka, dengan mengatakan, "Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri" (Yohanes 9:23). Namun ketika orang itu dipanggil untuk kedua kalinya untuk diinterogasi dan diintimidasi oleh para pemimpin agama, dia tidak goyah. Menghadapi pertanyaan-pertanyaan, pertentangan mereka, imannya yang baru membuatnya tidak takut.

 

Orang Farisi berulang kali mengajukan pertanyaan yang sama dan membuat tuduhan yang sama karena tidak ada lagi yang bisa mereka katakan. Mereka dihadapkan dengan bukti yang tak terbantahkan. Dan apa yang bisa mereka sangkal? Tidak ada. Jadi mereka mulai melakukan apa yang biasanya dilakukan orang ketika kelemahan argumen mereka menjadi jelas: mereka menggunakan hinaan. "Kamu lahir dalam dosa," kata mereka kepada orang itu, "dan kamu mau mengajari kami?" Dengan kata lain, Kamu adalah orang berdosa yang menyedihkan dan kami adalah orang saleh. Beraninya kamu menguliahi kami?! Apa kamu tidak tahu kami bersekolah untuk bisa seperti ini? Sementara kamu, cuma pengemis jalanan, berpikir kamu sebanding dengan kami! Orang Farisi ditantang dan, karena tidak sesuai dengan asumsi mereka atau pandangan mereka tentang diri mereka sendiri, mereka tidak dapat mengatasinya. Jadi mereka mengusir orang yang bisa menuntun mereka kepada kebenaran. 

 

Sebagai sesama pengikut Yesus di dunia yang memusuhi Allah dan jalan-jalan-Nya, kita seharusnya tidak terkejut ketika teman-teman dan tetangga kita ingin mengusir kita juga. Terus terang, kita mungkin seharusnya lebih sering diusir daripada yang kita alami! Alasan mengapa banyak dari kita tidak berada dalam ancaman seperti itu mungkin karena kita lebih seperti orang tua yang takut daripada anak mereka yang berani, kita lebih banyak diam daripada bicara.

 

Iman Anda kepada Kristus tidak menjamin bahwa Anda akan memiliki jalan hidup yang mudah. Bahkan, iman kepada Kristus hampir pasti akan membuat Anda ditentang oleh orang lain. Apakah Anda takut dengan tanggapan orang lain terhadap iman Anda? Apakah rasa takut membuat Anda lebih banyak diam daripada berkata kepada orang lain, "Ku t’lah hilang Tuhan dapat, buta s’karang lihat”? Apakah iman Anda membuat Anda berani menghadapi pertentangan seperti orang buta ini? Dan jika tidak, maukah Anda berdoa sekarang juga agar Allah menganugerahkan iman seperti itu kepada Anda sehingga Anda dapat mengucapkan kata-kata seperti itu?

 

Refleksi

Bacalah Yohanes 9:18-38 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini? 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 17–19; Wahyu 21

Truth For Life – Alistair Beg