BERPEGANGLAH PADA BATU KARANG
“Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.” – Mazmur 73:2-3
Sering kali kita melihat orang-orang yang hidupnya seolah tidak peduli pada Tuhan, tetapi mereka malah terlihat sukses, bebas, dan tanpa beban. Pikiran kita bisa mudah goyah. Hati kita bisa iri. Dan akhirnya hidup kita pun bisa melenceng dari arah yang benar.
Pemazmur juga pernah merasa hal yang sama. Ia melihat orang-orang yang menentang Tuhan justru hidupnya tampak makmur. Mereka sehat, kelihatan bahagia, punya banyak harta, dan hidup enak. Dia melihat keberhasilan orang fasik dan sempat tergoda berpikir bahwa mengikut Allah tidak ada gunanya. Sementara itu, orang yang mau hidup benar justru sering merasa hidupnya penuh tantangan. Dan itu bisa membuat kita merasa sia-sia ikut Tuhan.
Tetapi Mazmur 73 mencatat, semua berubah ketika pemazmur datang ke hadirat Allah, ketika ia mengalihkan pandangannya dan melihat dari perspektif Allah:
“Sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah,
dan memperhatikan kesudahan mereka.
Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka,
Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
Betapa binasa mereka dalam sekejap mata,
lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!” (Mzm. 73:17–19)
Ketika kita melihat hidup ini dari perspektif kekekalan, kita sadar: orang fasik mungkin tampak berhasil sekarang, tetapi akhir mereka adalah kebinasaan. Ada takhta yang lebih tinggi dari semua takhta dunia ini, yaitu takhta Allah. Keadilan sejati akan ditegakkan oleh Dia.
Karena itu, jangan patah semangat ketika melihat orang-orang yang tampak sukses dengan cara yang salah. Ingatlah, Yesus Kristus adalah Raja yang berdaulat. Dia sanggup membalikkan keadaan: dari gelap jadi terang, dari dukacita jadi sukacita, dari maut kepada hidup. Rencana Allah pasti terlaksana. Ia menopang dan menuntun kita dengan setia—dan suatu hari kita akan berdiri bersama-Nya dalam kemuliaan (Mzm. 73:23–24).
Tidak ada yang ditawarkan dunia ini yang dapat menandingi Kristus. Dialah harta yang sejati dan bagian kita untuk selama-lamanya. Karena itu, kita tidak perlu iri kepada orang-orang yang tampak memiliki segalanya, padahal sesungguhnya mereka tidak memiliki apa pun yang bernilai kekal. Maka ketika hati kita mulai goyah oleh rasa iri, pandanglah kembali kepada Yesus. Biarlah Injil mengubah cara kita melihat hidup ini, sehingga kita dapat berkata: Kristus cukup, Kristus lebih dari segalanya. Dan kita bisa mengatakan seperti pemazmur berkata:
“Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau?
Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap,
gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.” (Mzm. 73:25–26)
Refleksi
Bacalah Mazmur 73 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Kebenaran Injil mana yang mengubahkan hati saya?
2. Hal apa yang perlu saya pertobatkan?
3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?
Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 37–39; Yohanes 18:1-18