MASALAH AGAMA

Karena sudah banyak orang hidup tidak tertib, …  Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Titus 1:10, 16

 

Kadang masalah terbesar kita datang dari dalam gereja, bukan dari luar gereja.

 

Begitulah yang terjadi di Kreta, di mana Paulus meninggalkan Titus dengan tugas untuk membangun gereja di atas fondasi yang kokoh dan kepemimpinan yang saleh (Titus 1:5). Fokus utama Paulus dalam suratnya kepada Titus bukanlah ateisme, agnostisisme, sinkretisme, atau humanisme yang merajalela pada masa itu. Jika kita membaca Titus dan sejarah gereja dengan saksama, kita akan melihat bahwa ancaman terbesar bagi gereja muncul dari orang-orang di dalam gereja yang mengaku mengenal Tuhan tetapi menipu diri mereka sendiri dan orang lain. Paulus menggambarkan orang-orang di dalam gereja ini sebagai mereka yang "mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia." Mereka memiliki kredo, tetapi perilaku mereka tidak sesuai dengan kredo itu. Mereka dapat mengucapkan kata-kata yang tepat, tetapi tidak ada buah yang terlihat dalam kehidupan mereka. 

 

Orang Kreta secara keseluruhan memiliki reputasi sebagai "pembohong, binatang buas, pelahap yang malas" (Titus 1:12). Sepertinya yang jadi masalah adalah bahwa beberapa orang yang mengaku beriman di dalam gereja Kreta dan memiliki pengaruh terhadap orang lain tampak tidak berbeda dari budaya di sekitarnya. Dan ketika orang-orang yang mengaku beriman itu sering "berbicara tentang Tuhan", mereka sedikit sekali menunjukkan kehidupan yang saleh. Perilaku mereka bukan tidak hanya sesuai dengan masyarakat sekitar tetapi juga merusak kesaksian gereja kepada masyarakat. 

 

Gereja dapat menjadi tempat yang berbahaya. Jika kita tidak berhati-hati, gereja dapat menjadi tempat di mana orang-orang berubah secara dangkal tetapi tetap menjalani hidup sama seperti orang-orang di sekitar. Mereka mungkin percaya bahwa mereka telah menyerahkan hidup kepada Kristus, tetapi pada kenyataannya mereka tidak mau menerima kedaulatan-Nya atas setiap bidang kehidupan mereka di mana perubahan mereka akan berdampak secara sosial. Bagi orang Kreta, ini mungkin berarti mengatakan kebenaran, bekerja keras, dan bersikap moderat dalam hal makanan. Bagi kita, mungkin, tidak menjadikan pendidikan anak-anak sebagai berhala, menjauhi materialisme, dan menolak untuk menganggap politik sebagai solusi untuk segala hal. 

 

Kita dapat dengan mudah berubah dari tidak beragama menjadi beragama tanpa benar-benar diubahkan oleh kasih karunia Tuhan. Bahayanya adalah bahwa agama itu sendiri mungkin sebenarnya adalah hal yang menghalangi seseorang untuk sepenuhnya menerima kebenaran tentang Yesus. Kita harus bertanya kepada diri sendiri: Apakah perbuatan saya mendukung pengakuan iman saya kepada Kristus? Atau apakah perbuatan saya tidak dapat dibedakan dari perbuatan tetangga saya yang mengaku bukan orang Kristen? 

 

Apa penawar bagi religiusitas kosong seperti itu? Mengakui bahwa kekristenan sejati tidak hanya memberi kita kredo baru tetapi juga akan mengubah perilaku kita. Dan juga memahami bahwa hidup kita diubahkan dari dalam ke luar dan bukan dari luar ke dalam—tidak harus sekaligus tetapi akan terlihat jelas seiring berjalannya waktu. Saat kita melihat belas kasihan Allah di dalam Kristus, kita tergerak untuk mempersembahkan hidup kita dalam penyembahan (Roma 12:1).

 

Refleksi

Bacalah Galatia 3:1-9 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: 

Obaja 1; Kisah Para Rasul 8:1-25