Ayat Bacaan: Mazmur 2

1 Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? 

2 Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: 

3 "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!" 

4 Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka. 

5 Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya dan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya: 

6 "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" 

7 Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. 

8 Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. 

9 Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk." 

10 Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! 

11 Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar, 

12 supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murka-Nya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung pada-Nya!

 

Perenungan:

Masa Prapaskah adalah masa pertobatan dan penundukan diri, masa dimana kita dipanggil untuk melihat kembali keberdosaan dan kelemahan diri kita di dalam terang kemuliaan dan kesempurnaan Allah, Raja kita. Mazmur 2 adalah yang pertama dari sekian banyak mazmur yang disebut sebagai Mazmur Kerajaan, yang berfokus pada karakter Allah sebagai Raja. Mazmur ini diawali dengan sebuah pertanyaan yang jawabannya terletak di ayat selanjutnya yang berbicara tentang pemberontakan raja-raja dan persekongkolan dari bangsa-bangsa melawan Raja yang sejati. Dan respons sang Raja yang sejati di ayat ke 4 berbunyi: “Dia yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka.”

 

Reaksi ini bukan hanya ejekan tetapi juga tindakan. Tuhan disini merujuk kepada Anak-Nya, Raja yang sejati, yang akan datang dan menyempurnakan segala sesuatu kembali pada tujuan semula sebagaimana yang diharapkan dari Daud dan seluruh garis keturunannya. Segala sesuatu adalah milik-Nya dan kekuasaan-Nya atas semua raja-raja palsu dan bangsa-bangsa justru menunjukkan bahwa sikap memberontak terhadap Dia bukan hanya suatu kebodohan tetapi juga membahayakan diri mereka sendiri. Hal ini terlihat jelas dalam gambaran puitis yang mengejutkan dan ironis “tukang periuk” (Yesaya 45:9) yang akan menghancurkan mereka seperti pecahan tembikar, yang terinjak-injak dan pada akhirnya tidak berarti lagi - menjadi sampah di tanah. 

 

Walaupun Mazmur ini sangat serius dalam penghakimannya, tetapi juga memberikan suatu pengharapan yang besar. Hal ini merujuk kepada Sang Putera Ilahi yang datang menjadi Raja terakhir dan satu-satunya yang benar, yang taat sempurna kepada Bapa dan mematahkan kuk dosa untuk memerdekakan kita. Karena Kristus telah “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi” (Matius 28:18). Dialah yang disebut dalam Alkitab sebagai “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan” (Ibrani 1:3).

 

Pertanyaan Reflektif: 

  • Apa arti kuasa yang dimiliki Kristus, dan bagaimana hal itu memberikan harapan dalam kehidupan saya sehari-hari?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya melalui perenungan hari ini?

 

Doa:

Bapa di sorga, terpujilah Engkau yang agung dan sempurna. Saya sungguh berterimakasih karena Engkau telah mengutus Anak-Mu yang tunggal, yang menyatakan kemuliaan-Mu dan yang menjadi perantara kami, pembela kami, dan yang juga memberikan Roh Kudus yang senantiasa memimpin kami kepada seluruh kebenaran-Mu. Dalam nama Kristus, Amin.