Ayat Bacaan: Zakharia 9:9-10 (TB)

9. Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
10. Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi.

Perenungan:

Pada zaman dahulu, seorang raja memasuki kota-kota dengan mengendarai kuda perang untuk menunjukkan kekuatan militernya, terutama ketika ia memasuki kota-kota yang baru ditaklukkannya, di mana kekuasaannya belum diakui secara sah. Namun ada pengecualian ketika seorang raja yang dicintai memasuki ibu kotanya sendiri. Di sana ia akan mengendarai seekor keledai – yang menggambarkan seorang raja yang penuh kasih.

Nabi Zakharia berbicara tentang suatu hari ketika Yerusalem akan melihat rajanya kembali. Ia akan menaklukkan musuh untuk selamanya, menjamin keselamatan yang kekal dan menegakkan pemerintahan baru yang penuh kedamaian bagi semua orang. Pengharapan akan raja yang sejati ini, yang mengendarai seekor keledai, membuat orang banyak bersorak: “Hosana bagi Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” ketika mereka melihat Yesus menunggang seekor keledai menuju Yerusalem.

Namun kerumunan orang ini segera menjadi massa yang marah dan meneriakkan: “Salibkan Dia!”. Yesus, yang tadinya disambut sebagai raja yang datang kembali, akan disambut dengan penolakan yang kejam dari orang-orang yang memusuhi-Nya. Raja yang sejati kembali ke ibu kotanya dan mendapati bahwa ibu kota itu telah mengkhianati-Nya. Namun tetap saja, Ia mengendarai seekor keledai, bukan kuda perang, dan masuk dengan damai. Dan Ia memenangkan kemenangan tertinggi bagi rakyat-Nya yang berkhianat dengan menundukkan diri-Nya pada kekerasan mereka - kekerasan kita semua - menegaskan bahwa kesalahan kita akan mendapatkan pengampunan dalam satu kemenangan yang menentukan. Musuh yang akan ditaklukkan oleh raja ini ternyata adalah kita sendiri, dan harga dari kemenangan yang kita dambakan adalah kematian Raja yang kita cintai. Dan Ia melakukannya bagi kita. Bersukacitalah, hai putri Sion. Bersorak-soraklah, hai putri Yerusalem!

Pertanyaan Reflektif:

  • Setelah mengetahui bahwa Kristus tetap setia kepada saya yang seringkali mengkhianati Dia. Bagaimana respons hati dan pikiran saya diubahkan oleh kebenaran ini?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya melalui perenungan hari ini?

 

Doa:
Tuhan, saya bersyukur karena Engkau telah memberikan nyawa-Mu untuk membayar harga pengkhianatan saya. Terpujilah Engkau sebagai Raja yang telah sempurna mengampuni setiap dosa saya. Datanglah memerintah di dalam hati dan hidup saya. Dalam nama Kristus, Amin.