Daud Diurapi

Session 1 (Unit 11)

SUMMARY 6 JULI 2025
UNIT 11 SESI   
JUDUL             : DAUD DIURAPI
PEMBICARA    : KAK ERICH & KAK PAOLINE

 

Samuel telah mengurapi Saul sebagai raja pertama atas Israel.  Tapi tidak lama kemudian, ia menolak menaati Allah sehingga Allah menolaknya sebagai raja. Lalu Allah mengutus Samuel ke Betlehem untuk bertemu dengan Isai – seorang pria dari keluarga Yehuda. Allah telah memilih salah satu anak Isai untuk menjadi raja Israel.

Ketika Samuel melihat putra tertua Isai, Eliab, dia berpikir, “Ini pasti orang yang dipilih Allah!” Eliab punya kesempatan besar untuk dipilih menjadi raja karena dia tinggi dan tampan. Tapi ternyata Tuhan tidak memilih Eliab. Mengapa? Karena Tuhan tidak membuat keputusan seperti yang dilakukan manusia. Bacalah apa yang Allah katakan kepada Samuel dalam 1 Samuel 16:7.

Anak-anak Isai bergiliran lewat di depan Samuel, satu demi satu. Samuel mungkin ingin sekali mendengar putra mana yang dipilih Tuhan untuk menjadi raja Israel berikutnya! Abinadab? Tidak, bukan dia. Syama? Tidak. “Tuhan juga tidak memilih dia.”

Tampaknya Samuel kehabisan pilihan, tetapi Isai memiliki satu anak  lagi; anak bungsunya, Daud, yang sedang di luar menggembalakan domba. Daud dipanggil, dia datang dan Allah berkata, “Ini dia.” Samuel mengurapi Daud, dan Roh Allah menyertai Daud.

Daud tidak langsung menjadi raja. Saul masih memerintah sebagai raja, dan Daud masih muda. Suatu hari, Daud datang ke medan perang di mana orang Filistin berkumpul untuk melawan orang Israel. Kisah Daud dan Goliat adalah salah satu kisah paling terkenal di Perjanjian Lama. Ketika orang Israel meringkuk ketakutan, Daud – dengan kuasa Allah – melangkah dan mengalahkan musuh hanya dengan umban dan batu.

 

Daud tidak terlihat seperti raja atau pahlawan yang perkasa, tetapi Allah memilih dia untuk menjadi raja atas Israel dan memberinya kemenangan atas Goliat. Orang Israel terlalu lemah dan takut untuk menghadapi Goliat; mereka membutuhkan Daud untuk berperang atas nama mereka. Dengan cara yang sama, meskipun Yesus tidak terlihat seperti pahlawan atau raja, kita membutuhkan Dia untuk berperang bagi kita. Yesus memberi kita kemenangan atas dosa dan kematian.

POIN DISKUSI  BAGI KELUARGA :

  1. Mengapa Yesus disebut Raja yang Sempurna? Karena Yesus memerintah atas segala sesuatu dengan sempurna sebagai Raja segala raja.
  2. Allah melihat hati kita yang rusak akibat dosa. Kita tidak bisa memperbaikinya. Tak ada perbuatan baik yang bisa menipu Allah sehingga Dia berpikir bahwa kita memiliki hati yang bersih. Apa yang sebaiknya kita lakukan di hadapan Allah? Datang dengan rendah hati di hadapan Tuhan, mengakui betapa rusaknya hati kita; sehingga kita sangat memerlukan Yesus. Karena hanya Yesus yang bisa mengganti hati kita yang rusak itu dengan hati yang baru. Hati yang bisa mengasihi dan menaati Tuhan. 
  1. Di kisah Alkitab ini, kita melihat orang-orang Israel ketakutan melihat Goliat yang tinggi dan besar. Dalam hidup kalian, mungkin kalian pernah juga merasa takut. Apakah merasa takut itu salah? Apa yang harus kita lakukan waktu kita takut? Merasa takut adalah wajar. Kita semua pernah merasa takut. (Sebagai manusia, Daud juga pernah merasa takut, lihat Mzm 56:4 – Daud berkata, “Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu.”).  Jadi ini beda antara Daud dan orang-orangIsrael : orang-orangIsrael ketakutan dan tidak berani berbuat apa-apa meskipun mendengar Goliat mengejek Tuhan. Sebaliknya Daud, meskipun ia merasa takut, tapi dengan iman, ia bertindak. Daud percaya kepada Tuhan di dalam ketakutannya. Jadi, merasa takut itu wajar. Tapi yang tak boleh terjadi adalah: kita menjadi sangat ketakutan sehingga kita tidak melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita. Setiap kali kita merasa takut, kita perlu ingat bahwa Yesus berjanji akan selalu berjalan di depan kita dan  selalu beserta kita. 

AYAT HAFALAN:

  • Anak-anak TK :

Mazmur 145:13 (AYT) - Kerajaan-Mu adalah kerajaan kekal.

  • Anak-anak SD :

Mazmur 145:13 (AYT) -  Kerajaan-Mu adalah kerajaan kekal, dan pemerintahan-Mu di segala generasi. TUHAN itu setia dalam segala firman-Nya dan baik dalam segala pekerjaan-Nya.