Pegang Tanganku Oh Juruselamat

Bergumul Dengan Keraguan Week 3 "Juruselamat Pegang Tanganku" 

Ps. Betuel Himawan

 

 

Pembacaan : Markus 9 : 14 - 29

Dalam ilmu pengetahuan tentang perkembangan anak-anak maka ada suatu teori yang disebut permanensi objek yaitu kemampuan dalam kehidupan kita untuk meyakini bahwa satu objek itu permanen, tetap ada walaupun kita tidak melihatnya. Kemampuan ini tidak serta merta ada dalam diri anak sejak lahir namun menurut penelitian itu akan bertumbuh mulai umur 6 bulan ke atas. Sebab itu seorang bayi yang belum memiliki kemampuan permanensi objek maka saat tidak melihat ibunya maka dia bisa menangis meraung-raung karena berpikir ibunya tidak ada. Dari penemuan ilmu perkembangan anak ini kita dapat menyimpulkan bahwa ketika Allah mensyaratkan kita harus hidup oleh iman maka sebenarnya Allah itu sudah memberikan modal besar dalam hidup kita. Kesimpulan yang lain adalah bahwa perintah Tuhan itu tidak mengada-ada dan pasti ada tujuannya serta Tuhan membekali kita dengan kemampuan untuk melakukan perintah-perintah itu. 

TIDAK ADA YANG MUSTAHIL  BAGI ORANG YANG PERCAYA!

Ayat ini adalah potongan dari rangkaian kalimat sebelumnya yaitu “ Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat?. Kalimat yang berisi pertanyaan yaitu mempertanyakan tentang Yesus atau meragukan kekuatanNya. Ini adalah sebuah kalimat yang jelas Yesus sepertinya sedang menunjukkan kepada lawan bicaranya bahwa hidupnya sedang dipenuhi dengan keraguan. Dari dua kaimat ini sepertinya berseberangan dimana di satu sisi berisi tuntutan untuk bisa beriman atau percaya. tetapi di satu sisi maka Yesus sedang membukakan kondisi dalam hati lawan bicaranya bahwa hidupnya bukan hanya dipenuhi dengan iman tetapi juga dengan keraguan. Ini juga menggambarkan kehidupan kita hari-hari ini yaitu kadang hidup kita dipenuhi dengan iman dan diwaktu yang lain kita juga dipenuhi dengan ketidakpercayaan. 

Cerita ini diawali ketika murid-murid berkumpul bersama-sama dengan para ahli kitab dimana mereka sedang bertanya jawab karena ada masalah. Kemudian Yesus mendekati mereka dan menanyakan permasalahan mereka. Dan waktu Yesus bertanya maka ada seorang bapak yang menjadi sumber permasalahan itu muncul 

Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. 9:18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat."

Bapak ini memiliki masalah dimana anaknya mengalami penyakit yang tidak wajar yang membuat anak itu menderita sehingga bapak ini merasa putus asa. Ketika Yesus mendengar bahwa murid-muridnya sudah diminta untuk menolong namun mereka tidak bisa menolong maka yang pertama Yesus lakukan adalah Yesus menoleh kepada murid-muridNya dan menegur mereka dengan mengatakan “ kamu angkatan yang tidak beriman “. Ini meunjukkan bahwa “iman “ adalah hal yang penting bagi Yesus. 

9:20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. 

Mungkin banyak dari kita yang berpikir seharusnya Yesus bisa langsung menyembuhkan anak itu. Namun yang menarik adalah bahwa di ayat berikut yang terjadi adalah Yesus tidak langsung menyembuhkan tetapi bertanya kepada ayah anak itu "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" . Disinilah sebenarnya Yesus sedang menunjukkan bahwa Dia ingin dikenal sebagai pribadi yang hangat dan dekat. Saat itu adalah kesempatan yaitu ketika bapak itu mengalami masalah yang besar maka justru itulah waktu yang tepat untuk Yesus menarik perhatian bapak itu dari masalahnya,pikirannya dan kekuatannya sendiri maka ditarik perhatiannya untuk fokus kepada Yesus. Dan dengan bertanya maka Yesus berharap bapak itu bisa menceritakan semua permasalahannya. Disini kita belajar bahwa sesungguhnya Yesus suka kalau anak-anaknya datang kepadanya dan bercerita tentang pergumulan hidup ini. Dia adalah pribadi yang dikatakan dalam Alkitab sebagai sahabat terbaik yang sudah memberikan nyawaNya. Dan bukan hanya nyawaNya yang diberikan namun Yesus juga mau memberikan waktuNya untuk mendengarkan keluh kesah kita. 

Dia tidak hanya menawarkan kuasa mujizatNya tetapi juga menawarkan keseluruhan pribadiNya untuk dikenal dekat dan dinikmati oleh sang bapak itu. Dan kemudian kesadaran akan kehadiran Yesus dalam hidup sang bapak itu akhirnya bisa membuat bapak itu berkata 

"Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami

Dari sang bapak itu keluar jeritan hati yang tulus dan penuh dengan rasa putus asa, tetapi itu dipersembahkan kepada seorang pribadi yang bisa begitu dekat dengan dia yaitu Yesus. Dan ketika mendengar teriakan minta belaskasihan dari bapak itu maka yang dilakukan Yesus adalah merangkul dan menepuk bapak itu dan kemudian Yesus berkata :

Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil  bagi orang yang percaya! "

Memang yang keluar dari mulut berupa teguran yang mengingatkan akan keraguan bapak itu tetapi itu sebuah teguran yang penuh dengan kasih. 

THEOLOGI “ TEPUKAN TANGAN “ 

(Teguran Penuh Kasih Karunia dan Tangan Kuasa Yesus)

Maksudnya adalah Tepukan (teguran) kepada seseorang yang ditujukan untuk menyadarkan dia akan keberadaannya yang lemah, peragu, butuh belas kasihan. 

Namun, juga merupakan tepukan (panggilan) agar dia memandang kepada Yesus yang penuh belas kasihan kepadanya, dan dia akan dimampukan untuk percaya bahwa hanya tangan kuasa Yesus yang sanggup menolong dia.

Pada waktu Yesus menegur maka teguran itu penuh kasih karunia dan pernyataan kuasa tanganNya. Teguran untuk menyadarkan dia akan keadaannya yang lemah, ragu dan butuh belas kasihan. Namun disisi lain Yesus menawarkan tanganNya sendiri untuk menolongnya. Demikian juga saat kita menegur seseorang yang melakukan kesalahan maka yang keluar adalah teguran yang berbicara tentang kasih karunia Tuhan dan kuasa Yesus. 

Apa yang terjadi setelah bapak itu mendapatkan teguran yang penuh kasih karunia dari Yesus ..

Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini !" (Ayat 24)

Inilah berita Injil Yesus yang sedang diberitakan oleh Markus bahwa kita adalah manusia yang tidak berdaya, kita terhimpit dan kita butuh di tolong Tuhan bahkan untuk percaya saja maka kita butuh pertolongan Tuhan. Itulah sebabnya benar seperti yang dikatakan dalam Ibrani 12: 2 bahwa Yesus adalah pencipta dan penyempurna iman kita. Jadi Yesus terlebih dahulu membangkitkan iman dalam diri sang bapak sebelum Yesus melakukan mujizatNya yaitu menyembuhkan sang anak. Itulah cara kerja Yesus.

Demikian juga kalau kita sedang ada dalam keraguan maka itulah kenyataan kita sebenarnya dan yang perlu kita doakan terlebih dahulu adalah supaya Tuhan membangkitkan iman dalam hidup kita

Markus 9:25-27 

Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun,  Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati."  Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri.

Kuasa tangan Yesus akhirnya menjamah, memegang dan membangkitkan anak itu dan mengusir roh yang menguasai anak itu. 

Diakhir cerita ini dimana Yesus sudah berada di rumah maka murid-murid bertanya..

Markus 9:28-29 

Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."

Banyak sekali penafsiran tentang ayat ini tentang pengusiran setan. Namun kalau kita membaca secara keseluruhan dari konteksnya maka sebenarnya yang dimaksud dengan di usir dengan berdoa adalah karena mungkin terlalu biasanya murid-murid itu mengusir setan maka mereka tidak lagi melakukannya dengan mengandalkan kuasa Yesus sendiri. Karena do aitu sebenarnya adalah menunjukkan kebergantungan kita akan kuasa Allah dan itu yang tidak dilakukan oleh para murid.  Disini kita bisa belajar bahwa dalam perjalanan hidup ini kita bisa ragu-ragu, namun pada saat yang sama maka kuasa tangan Yesus itu selalu menopang kehidupan kita. 

Sebagai kesimpulan maka hidup mengikut Yesus adalah sebuah perjalanan dari satu langkah iman kepadalangkah iman selanjutnya. Iman yang sering bercampur dengan keraguan dan kerapuhan, sulit untuk terus percaya karena betapa berat beban yang menekan. Justru di saat itu datanglah kepada Yesus, Sang Pencipta dan Penyempurna Iman, berserulah  “Tolong aku yang tidak percaya ini !”. Sambil mengacungkan tangan, katakan, “O Juruselamat, pegang tanganku!”. Percayalah tangan-Nya yang sudah terpaku di kayu salib untuk menyelamatkanmu, akan menggandeng erat tanganmu selamanya. Perjalanan iman itu ternyata adalah sebuah seni bergandengan tangan dengan Yesus.