Pdt. Sandi Nugroho, S.Th
PEMBACAAN : Kisah Rasul 2: 41 – 47
Banyak orang yang kurang mengenal dan memahami tentang apa gereja itu yang sesungguhnya. Ketika ada pertanyaan tentang gereja maka kebanyakan jawabannya akan mengarah pada aliran, mazhab atau denominasi. Maksudnya adalah lembaga atau organisasi, tempat, rumah atau bangunan ibadah. Dan jarang orang yang menjawab gereja adalah persekutuan orang yang percaya pada Yesus Tuhan. Kalau kita pelajari kata gereja maka setiap negara akan menyebut dengan kata yang berbeda-beda namun semua mengerucut pada pengertian gereja adalah orang percaya yang telah dipanggil keluar dari kegelapan dan masuk kedalam terang Allah untuk menghadirkan kerajaanNya. KegerakanNya secara partikular yaitu sesuai wilayah masing-masing atau setempat dan universal yaitu bergerak untuk dunia. Selain itu kegerakannya adalah kelihatan dan tidak kelihatan misalnya persekutuan doa itu adalah kelihatan sedangkan doa atau kesatuan doa adalah hal yang tidak bisa dilihat, tetapi sekalipun tidak bisa dilihat namun ada atau eksis.
Salah seorang tokoh gereja yaitu St, Agustinus berkata bahwa dua realita gereja yaitu wujudnya (yang kelihatan) yaitu institusi, organisasi, tradisi, ritus, tugas, peran, program dll. Sedangkan substansinya (yang tidak kelihatan) yaitu semua orang percaya dan nilai-nilai dasar gereja. Dan biasanya dua realitas ini tidak akan bertolak belakang namun akan berjalan bersama yaitu apa yang menjadi substansi akan terlihat dalam sebuah wujud. Memang pernah terjadi dalam sejarah gereja dimana antara wujud dan substansi itu bertolak belakang, namun dalam sejarah gereja dimana kalau terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam substansi dan wujud maka Tuhan selalu bergerak untuk memulihkan gerejaNya supaya gerejaNya bisa tetap menghadirkan kerajaanNya.
a. Reproduksi Gereja (Roh Kudus membentuk gereja). (Kisah Rasul Pasal 2)
Sekitar Tahun 30 SM ketika pada hari Pentakosta maka ada 3000 orang dari berbagai tempat berkumpul di Yerusalem mendengarkan Firman dari kotbah yang disampaikan oleh Petrus maka ada kegerakan dan sentuhan dari Roh Kudus dalam hati mereka sehingga memberikan diri untuk dibaptis. Disinilah dimulai kelahiran gereja dan selanjutnya terjadi reproduksi terus menerus sehingga gereja semakin banyak dan tersebar diberbagai tempat. Sebab itu, apapun gerejanya maka kalau mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, Allah dan juruselamat maka kita disatukan dalam satu ikatan dan kegerakan sebab kita semua dilahirkan oleh Roh Kudus.
b. Reformasi Gereja (Respon terhadap masa kegelapan dan humanisme)
Sekalipun gereja dilahirkan oleh Roh Kudus namun tetap diisi oleh orang-orang yang ada dalam natur dosa sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam gereja. Gereja pernah masuk dalam masa kegelapan dimana yang terjadi adalah gereja dimanfaatkan oleh penguasa-penguasa untuk kepentingan politik mereka. Gereja juga dimasuki oleh berbagai macam budaya dan tradisi sehingga pada tahun 1517 terjadi gerakan reformasi yang mendeklarasikan bahwa gereja harus terus menerus diperbaharui oleh kebenaran Firman Allah. Ini adalah respon terhadap masa kegelapan dan humanism. Kalau sebelumnya tidak semua orang boleh membaca Firman Tuhan namun setelah reformasi maka Firman Tuhan mulai bebas dibaca dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa.
c. Revitalisi Gereja/ Karunia Roh Kudus (Respon terhadap rasionalisme)
Kegerakan gereja tidak hanya berhenti sampai masa reformasi namun pada tahun 1900 terjadi lagi kegerakan yang disebut Revitalisasi Gereja yaitu kegerakan kebangkitan kembali gereja karena saat itu gereja sedang tertidur karena rasionalisme sehingga terjadi kebangkitan yang diijinkan Tuhan melalui Roh Kudus yang menyentak/ menyetrum kembali gerejaNya sehingga mereka memikirkan kembali tentang pengalaman-pengalaman iman, tentang kuasa Roh Kudus dalam gerejaNya dan tentang karunia-karunia yang telah banyak ditinggalkan oleh gereja karena sudah nyaman dengan tradisi . Mereka disentak agar kembali dimana kekristenan adalah relasi dengan Yesus dan digerakkan dalam pengalaman-pengalaman iman.
d. Re-orientasi Gereja (Respon terhadap komersialisasi dan misidentitas gereja)
Pada tahun 2020 ini maka Tuhan ijinkan melalui Covid 19 ini maka Tuhan me-reorientasi gereja pada jaman akhir yaitu Tuhan Yesus penguasa udara, dunia maya dan meruntuhkan tembok identitas gereja yang salah. Kalau selama ini dunia maya banyak dipenuhi dengan hal-hal yang negatif namun dengan banyaknya gereja yang ibadah online maka Tuhan Yesus menunjukkan kuasanya di dunia maya ini. Melalui ini maka kebenaran dapat diberitakan kepada siapapun tanpa terkecuali. Juga melalui covid ini maka meruntuhkan identitas gereja yang selama ini banyak dikomersialisasikan dan mengembalikan gereja pada tugasnya yang sesungguhnya yaitu menghadirkan Kerajaan Allah dan bukan menghadirkan nama atau organisasi gereja.
Roh Kuduslah pribadi yang aktif melakukan reproduksi, reformasi, revitalisasi dan reorientasi gerejaNya. Saat gerejaNya lumpuh bahkan mati, Dialah yang membangkitkan dan menghidupkanNya untuk membawa kemuliaanNya di tengah dunia. Sekalipun ada yang berusaha menutup gedung gereja namun tidak ada yang dapat menutup gereja yang sesungguhnya sebab kalau Roh Kudus yang melahirkan maka Dia yang akan memelhara gerejaNya. Sekalipun banyak yang telah menjadi martir namun pemberitaan Injil tidak akan pernah bisa dihentikan.
LIMA NILAI DASAR GEREJA DALAM DOA TUHAN YESUS (SUBSTANSI) (YOHANES 17: 20-26)
Ini adalah doa Tuhan Yesus untuk gerejaNya dan ada lima pokok doa yang Yesus doakan yaitu :
1. Sukacita : Adalah sebuah perayaan hidup atas anugerah di dalam Tuhan Yesus
2. Kekudusan : Bukan hanya berkaitan dengan standar Allah yang statis namun sebuah proses yang dinamis dari pertumbuhan komitmen umat dalam kebenaran Firman
3. Misi pengutusan : Adalah tanda dari gereja yang apostolic yaitu menghadirkan Kerajaan Allah secara utuh.
4. Kesatuan : Bukan organisatoris atau keseragaman, tetapi tujuannya untuk menundukkan diri pada Dia dan memuliakan kehendakNya.
5. Kasih : Sebagai dasar dari semua itu, mengapa ?
- Tanpa kasih maka sukacita akan menjadi kebahagiaan yang semua
- Tanpa kasih maka kekudusan akan menjadi penghakiman
- Tanpa kasih maka pengutusan akan menjadi kolonialisme yang baru dan penjajahan
- Tanpa kasih maka kesatuan itu akan menjadi tirani dan otoriter.
LIMA TANDA GEREJA DALAM KEGERAKANNYA DI JEMAAT MULA-MULA
(Kisah 2: 42-47)
1. Pedagogia (pengajaran)
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan
2. Koinonia (Persekutuan)
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
3. Diakonia (Pelayanan Kasih)
dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
4. Leitourgia (Ibadah)
Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah.
5. Marturia (Kesaksian Hidup)
Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.