PEMBACAAN : MAZMUR 145: 10 - 21
APA YANG MEMBUAT GEREJA ?
Sebelum kita membahas tentang penyembahan maka ada pertanyaan penting yang perlu kita jawab lebih dahulu yaitu “ Apa yang membuat gereja?”. Pertanyaannya adalah bukan siapa yang membuat gereja sebab sudah jelas jawabannya adalah Allah yaitu dimulai ketika Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta maka gereja Perjanjian Baru dilahirkan. Namun pertanyaannya adalah apa yang membuat gereja? Mungkin bisa dianalogikan dengan manusia yaitu ketika kita bertanya siapakah yang menciptakan manusia maka jawabannya adalah Allah. Namun berbeda ketika pertanyaannya adalah apakah yang membuat manusia atau apa yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain sehingga bisa disebut sebagai manusia maka mungkin jawabannya adalah karena manusia itu memiliki kemampuan untuk mencintai, kemampuan untuk berkorban bagi yang dicintai. Manusia juga memiliki pertimbangan moral yaitu membedakan antara salah dan benar yang tidak dimiliki oleh makhluk lain sehingga kita bisa disebut sebagai manusia. Kembali pada pertanyaan kita tentang gereja yaitu apa yang membedakan kumpulan orang yang disebut sebagai gereja ini dengan kumpulan yang lain.
IBADAH KORPORAT
Ada satu faktor yang sangat penting dan tidak dapat tergantikan dari sebuah gereja yaitu ibadah bersama atau ibadah korporat. Dan kumpulan orang-orang tanpa ada ibadah bersama maka tidak pantas disebut sebagai gereja. Kita akan kehilangan alasan yang mendasar untuk eksis sebagai sebuah gereja ketika kita sebagai gereja tidak beribadah secara bersama-sama. Kita adalh gereja yang menyembah Tuhan, kalau kita hilangkan kata menyembah maka kata gereja tidak layak untuk disematkan kepada kita. Ralph Martin seorang sejarawan gereja mengatakan “ Gereja Kristus dihadirkan Allah di dunia untuk menjadi gereja yang menyembah “. Emil Brunner mengatakan “ kebersamaan orang Kristen seperti yang ditunjukkan dalam ibadah gereja bukanlah hal sekunder atau semata-mata tambahan melainkan sesuatu yang sangat melekat dalam kehidupan mereka yang tidak dapat dipisahkan seperti mereka melekat dengan Kristus.
Namun kebenaran ini bukannya tanpa tantangan karena ternyata tidak semua orang yang mengaku Kristen bisa menerima kebenaran ini. Tahun 2017, Barna’s Research Centre yang terkenal di Amerika Serikat melakukan penelitian tentang komunitas gereja dan merilis laporan survey yang cukup mengejutkan tentang orang-orang Kristen yang sangat berkomitmen dengan iman mereka dan percaya pada Yesus Tuhan serta rajin membaca Alkitab, yakin masuk surga, mengganggap iman mereka sangat serius tetapi mereka tidak mau pergi ke gereja. Barna’s Research Centre menyebut mereka sebagai kelompok “ Loves Jesus but not The church “. Dalam laporan itu ditunjukkan bahwa ada 10% orang Kristen termasuk dalam kelompok ini.
Ada tiga alasan utama mengapa gereja harus beribadah secara bersama :
1. Ibadah Korporat Itu Adalah Kesenangan Bagi Allah.
“ ….. dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. (Ayat 10)
Kata memuji dalam ayat ini dalam bahasa aslinya lebih tepat memakai kata “ memberkati”. Sehingga ayatnya seharusnya berbunyi .. “ ….. dan orang-orang yang Kaukasihi akan memberkati Engkau. Ungkapan memberkati juga mengandung arti menghormati dan menyenangkan Allah. Jadi memberkati Allah bukan sekedar kita memuji Allah tetapi juga menyenangkan Allah dengan segala cara yang bisa kita lakukan. Dan orang-orang disini adalah jamak yaitu berbicara tentang umat tebusan Allah yang berusaha menyenangkan Allah. Dan kebersamaan orang percaya yang ada dalam ibadah gereja itu juga sebagai hal yang penting yang menyenangkan hati Allah. Tentu saja penyembahan kita secara pribadi juga tetap dapat menyenangkan hati Allah dan itu juga diperintahkan dalam Alkitab (Ayat 1-6). Namun Allah akan dimuliakan dan disenangkan secara khusus bila kita menyembah Dia bersama-sama dengan saudara-saudara seiman lainnya. Ini juga mengacu pada doktrin keselamatan dimana banyak orang Kristen yang tidak memiliki doktrin yang kurang tepat dimana mereka menganggap bahwa keselamatan itu semata-mata urusan individual yang dapat kita sebut sebagai “ Privatisasi Iman”. Ini akhirnya merembet pada urusan pertumbuhan rohani yaitu ini adalah urusan pribadi kita dengan Allah sehingga merasa tidak membutuhkan orang lain. Doktrin seperti ini bisa disebut sebagai doktrin keselamatan ala karaoke dimana kalau di ruang karaoke itu ada ruang-ruang yang tertutup yang bisa disewa secara khusus dimana masing-masing ruang memiliki kebebasan sendiri-sendiri. Demikian juga seringkali iman Kristen memiliki pemahaman seperti ruang karaoke dimana kalau sudah diselamatkan itu adalah urusan pribadi dengan Allah dan tidak ada urusan dengan saudara seiman yang lain. Doktrin keselamatan yang Alkitabiah itu sebetulnya lebih seperti paduan suara dimana setiap kita memiliki tugas dan tempat kita masing-masing namun kita tidak bisa berdiri sendiri dan saling membutuhkan. Dan pada waktu kita bernyanyi bersama-sama sekalipun kita menjalankan peran kita masing-masing maka kita bisa menciptakan suatu harmoni yang lebih indah daripada kita bernyanyi sendiri-sendiri. Itulah doktrin keselamatan yang Alkitabiah dimana kita memang diselamatkan Allah secara individual tetapi keselamatan dan kerohanian bukan semata-mata urusan pribadi kita dengan Allah tetapi juga bersifat komunal. Sesungguhnya Allah bukan hanya menebus orang perorang tetapi juga menebus kita untuk melebur dalam satu keluarga rohani yang bernama gereja. Sebab itu ketika kita menyembah Tuhan secara bersama-sama dengan saudara seiman lainnya maka itu memberikan kesenangan yang istimewa di hati Allah.
2. Ibadah Korporat Merupakan Kesaksian Bagi Dunia
Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. (Ay.11-13)
Mungkin kita membayangkan ayat-ayat ini seperti sebuah kegiatan penginjilan dimana kita pergi kepada orang-orang yang belum percaya lalu kita mengabarkan tentang Allah disana. Namun pemahaman seperti ini kurang tepat sebab dalam konteks Perjanjian Lama maka pada jaman itu umat Tuhan tidak diutus ke bangsa-bangsa lain untuk menceritakan tentang Allah seperti penginjilan pada jaman Perjanjian Baru. Namun bangsa Israel sedang memperagakan kebesaran Allah kepada bangsa-bangsa lain melalui ibadah dan penyembahan mereka di Bait Suci . Seorang Filsuf German pada awal abad 19 yang bernama Soren Kierkegaard pernah mengibaratkan ibadah di sebuah gereja itu seperti pementasan drama. Drama dan gereja sama-sama ada tiga pihak yang terlibat yaitu pelakon, pengarah dan penonton, sedangkan dalam gereja ada jemaat, pelayan dan Allah yang hadir.
Dalam drama ada pelakon yaitu aktor dimana kalau di gereja maka jemaat adalah sebagai pelakonnya atau aktornya sehingga jemaat harus aktif mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Sedangkan pelayan ibadah (liturgis, pemimpin pujian, pemain musik, dll) itu sebagai pengarah atau sutradara yang mengarahkan, mengatur dan menyemangati supaya jemaat dapat menyembah Tuhan dengan baik. Dan Allah sebagai penonton yang menyaksikan dan menikmati penyembahan kita serta yang menerima pujian dan pengagungan dari kita jemaatNya. Ilustrasi ini memberikan point yang sangat penting pada jaman ini yang sudah terjangkit virus konsumerisme dimana seringkali kita datang ke gereja dengan mentalitas penonton dan menganggap diri kita yang paling penting sehingga yang di depan harus memuaskan keinginan kita. Hal inilah yang dikoreksi oleh Kierkegaard melalui ilustrasi ini dimana jemaat tidak boleh menjadi penonton atau pasif namun jemaat adalah penyembah itu sendiri dan menjadi aktornya yang memberikan yang terbaik kepada Tuhan dan Tuhanlah yang menonton dan menikmati penyembahan kita. Tetapi sesungguhnya Allah bukan satu-satunya penonton dari penyembahan kita karena orang-orang yang belum percaya yaitu sesama kita juga dapat menjadi penonton dalam ibadah kita sebab ibadah gereja itu juga terbuka bagi semua orang. Ibadah gereja bukan sebuah klub yang tertutup bagi orang Kristen saja tetapi terbuka bagi siapapun yang belum mengenal Allah yang sejati. Apalagi hari-hari ini kita yang sedang melakukan ibadah online maka siapapun dapat mengakses ibadah kita dan menyaksikan serta menyimpulkan tentang Allah kita berdasarkan ibadah yang kita lakukan. Itulah yang juga dikatakan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 14: 23-25 yaitu kalau banyak jemaat memakai Bahasa Roh secara bersamaan tanpa ada yang penterjemah maka orang yang belum percaya yang hadir dalam ibadah itu akan merasa kebingungan. Artinya Paulus menyadari bahwa dalam ibadah orang percaya mungkin saja ada orang yang belum percaya yang hadir dan menjadi penonton di tengah-tengah ibadah itu. Dan selanjutnya Paulus berkata bahwa sebaliknya kalau ibadah itu dapat dipahami dan menyentuh orang yang belum percaya itu maka bisa jadi akhirnya orang itu menjadi percaya pada Allah. Ibadah hari minggu adalah kesempatan untuk kita menyatakan siapa Allah dihadapan orang-orang yang belum percaya. Dan ini tidak bisa dilakukan kalau kita beribadah sendiri dirumah tetapi melalui ibadah secara bersama. Jadi ibadah kita di hari minggu itu adalah bersifat evangelistic (KKR kecil) karena dapat menceritakan dan memperagakan tentang siapa dan karya Allah yang sejati bagi dunia. Melalui perilaku penyembahan kita maka kita memperagakan kepada dunia seberapa besar atau seberapa kecilnya Allah kita. Ketika kita menyembah Allah dengan sikap yang hormat dan dengan semangat serta sukacita maka orang yang belum percaya akan memiliki kesan bahwa Allah kita adalah Allah yang luarbiasa, istimewa dana gung. Sebaliknya kalau kita menyembah Tuhan dengan sikap yang sembarangan dan lesu maka orang yang belum percaya bisa mengambil kesimpulan yang keliru tentang Allah kita. Penyembahan kita yang lemah dapat menjadi promosi yang buruk akan siapa itu Allah.
3. Ibadah Korporat Merupakan Kebaikan Bagi Kita (Ayat 14- 20)
Dalam ayat-ayat ini kita melihat bagaimana Allah itu akan menopang, menegakkan, memuaskan, menyenangkan, menolong dan bahkan menyelamatkan kita. Semua ini adalah karya Allah yang dapat kita alami dalam ibadah. Inilah yang kita sebut bahwa ibadah bersama itu merupakan kebaikan bagi kita karena dalam ibadah kita dapat mengalami dan menerima penopangan, penegakkan, pemuasan, pengenyangan, pertolongan dan penyelamatan dari Allah buat kita. Memang di satu sisi kita tetap memegang bahwa tujuan satu-satunya penyembahan dan ibadah adalah bagi kemuliaan dan kesenangan Allah. Tetapi kabar baiknya bahwa Allah bukanlah pribadi yang egois yang hanya menerima pujian dan penyembahan kita. Allah yang kita sembah adalah Bapa yang mengasihi kita, Allah yang sumber dari segala yang baik dalam hidup kita. Itu sebabnya dalam ibadah maka Allah juga rindu memberkati kita secara rohani dimana Allah menghibur, menguatkan, menghibur, mengarahkan bahkan mengoreksi, mengangkat dan menjamah kita. Dengan kata lain dalam ibadah maka kita menyembah Allah dan Allah mengubah kita. Seperti kalau kita datang pada acara pernikahan dimana motivasi utama kita adalah karena rasa hormat dan sayang kepada orang itu. Namun ketika kita datang ke acara itu maka kita juga dapat menikmati hidangan yang disajikan dan menikmati alunan musik yang indah disepanjang acara pernikahan itu. Demikian juga dalam ibadah korporat maka kita datang mendekat pada Allah dengan satu tujuan yaitu memuliakan Dia dan menyatakan cinta kita kepadaNya serta menghormati Dia. Namun disaat yang sama penyembahan kita kepada Allah pasti memuaskan batin kita juga (Mazmur 65:5). Jadi kita beribadah bersama untuk kebaikan kita karena dalam ibadah bersama maka Allah memberkati kita dimana berkat-berkat rohani dicurahkan dalam hidup kita melalui ibadah korporat dan cara yang disukai Allah mencurahkan berkat-berkat rohani dalam ibadah adalah dengan memakai saudara seiman dalam ibadah itu. Tuhan mengibur kita melalui kotbah dari seorang pengkotbah, Tuhan menguatkan kita melalui lagu yang dinyanyikan oleh pemimpin pujian, bahkan Tuhan dapat menyentuh hati kita hanya melalui kalimat sederhana yang penuh kehangatan, keakraban dan kepedulian dari penyambut di depan pintu gereja kita. Allah menjamah kita melalui saudara-saudara seiman dalam ibadah bersama.
Penyembahan Korporat Adalah “ Gladi Bersih” Dari Penyembahan Kosmik
Mazmur145:21
…… biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.
Kalimat yang sederhana ini sebenarnya memberikan kepada kita petunjuk tentang penyembahan yang sangat megah dan agung yang kita sebut sebagai Penyembahan Kosmik dimana seluruh mahkluk akan menyembah Tuhan bersama-sama.Ini juga diuraikan lebih indah dan lengkap dalam kitab Wahyu 5:13
Dan aku mendengar semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi dan yang di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
Penyembahan kosmik ini pasti akan terjadi yaitu kelak ketika Yesus datang kembali. Dan hubungannya dengan ibadah korporat adalah bahwa “ Penyembahan Korporat adalah “ Gladi Bersih” dari penyembahan kosmik. Saat kita menyembah dengan saudara-saudara seiman maka kita sedang mencicipi ibadah kosmik dan kelak seluruh makhluk di surga dan di bumi akan bergabung bersama kita yaitu umat tebusan Allah untuk menyembah Dia. Dan saat itu kita akan memuji dan menyembah Dia dengan begitu melimpah karena Sang Anak Domba yaitu Tuhan Yesus Kristus akan muncul di hadapan kita sehingga membangkitkan kegairahan yang luarbiasa dari penyembahan kosmik. Inilah jantung atau intisari dari penyembahan yang berpusat pada Injil. Penyembahan kita akan jatuh atau bangun seiring dengan menguat dan melemahnya penghayatan kita akan Injil Kristus. Apabila kita mengalami sungguh-sungguh betapa luarbiasanya kasih Allah kepada kita yang ditunjukkan melalui kehidupan dan kematian Kristus maka kita akan meledak dalam penyembahan yang penuh hormat dan sukacita. Kita akan seperti perempuan pendosa yang mengalami anugerah pengampunan Allah (Lukas 7:37-48). Sang wanita dengan rasa syukur yang sangat besar dan tidak bisa lagi dibendung, rasa hormat yang sangat dalam tidak bisa lagi disembunyikan maka dia uangkapkan dalam bentuk penyembahan yang sangat mengharukan dan total dihadapan Yesus Kristus. Dia mencurahkan minyak wangi yang termahal di atas kepala Yesus dan membasuh kaki Yesus dengan air matanya serta menyekanya dengan rambutnya, bahkan dia bertubi-tubi mencium kaki Yesus. Dia tidak peduli omongan orang lain tentang dirinya dan yang ingin dia tunjukkan adalah memberikan penyembahan yang terbaik yang dia bisa persembahkan di hadapan Allah yang sudah lebih dahulu mengampuni dirinya. Itulah penyembahan yang di dorong dan berpusat pada Injil. Kita menyembah bukan karena musik yang bagus, pemimpin pujian yang professional atau kumpulan yang bersemangat, tetapi kita bisa bergairah, bersemangat dan habis-habisan menyembah Tuhan karena kita lebih dahulu menghayati karya Kristus bagi kita. Kasih Allah yang sudah dicurahkan kepada kita yang akan membakar hati penyembahan kita. Dan siapapun yang tenggelam dalam samudera Kasih Allah yang hebat akan menjadi penyembah yang dahsyat.