The Way Into His Presence

EXODUS 2 WEEK 7 "THE WAY INTO HIS PRESENCE" Rev. Michael Chridion, MBA

 

Pembacaan : Keluaran 27 – 30

Kita telah belajar bahwa hasrat terdalam manusia yang terdalam bukan uang, mujizat, bukan makanan, minuman dan kekayaan tetapi adalah hadirat Tuhan. Sebab ketika manusia diciptakan segambar dengan Allah maka tujuannya adalah untuk bersekutu dengan Allah dalam hadiratNya tetapi terpisah karena dosa. Melalui kisah dalam Keluaran ini maka Tuhan ingin membawa kembali hadiratNya dalam hidup kita. Augustine of Hippo berkata “

Tuhan engkau menciptakan kami manusia untuk Engkau dan hati akan selalu resah sampai kami menemukan ketenangan hanya di dalamMu saja. “ Kalau kita melihat bangsa Israel sudah mendapat manna, mendapat air, mendapat burung puyuh, mendapat tiang awan dan tiang api serta mendapat 10 perintah Allah tetapi Tuhan masih menyuruh Musa untuk membuat Tabernakel yaitu karena Tuhan ingin tinggal di tengah-tengah umatNya. Demikian juga dengan kita dimana seringkali kita hanya meributkan hal-hal yang sifatnya jasmani padahal kebutuhan kita itu lebih dari sekedar pemeliharaan Tuhan atas kehidupan kita sehari-hari dan yang kita butuhkan sebenarnya adalah hadirat Tuhan. Tabernakel adalah bayangan dari Perjanjian Baru dimana Kristus adalah Tabernakel yang sempurna. Dan cerita Alkitab itu adalah selalu Tuhan bersama kita yaitu ketika di Taman Eden, di Tabernakel, di dalam Yesus Kristus dan di dalam hidup kita gerejaNya (melalui Roh Kudus). 

Kalau kita perhatikan dalam gambar Tabernakel (bisa dilihat dalam buku penuntun Exodus bagian 2) maka kita dapat melihat ada 3 aspek yaitu Imam Besar, pakaiannya dan imamnya, Lampu dengan tujuh cabang yang melambangkan pohon kehidupan dimana harus terus dinyalakan dan tidak boleh mati dan mezbah pembakaran ukupan yang melambangkan doa-doa yang terus dinaikkan di hadapan Tuhan. Dari sini maka kita ada 3 point yang akan kita bahas yaitu :

          1. MAKNA DIBALIK PAKAIAN IMAM BESAR DAN IMAM BESAR ITU SENDIRI. (Keluaran 28)

Di pasal 28 secara detail mendeskripsikan tentang pakaian Imam Besar yaitu ada penutup dada dari emas, kain ungu dan benang merah tua, linen halus yang dipintal. Ada empat baris batu bertatah emas, masing-masing dengan nama anak-anak Israel dengan tali pelintir dari emas dan saku berisi Urim dan Tumim. Kemudian ada efod dari benang emas, biru, ungu, merah tua dan dari lenan halus yang dijalin. Kemudian ada dua penutup bahu seperti tanda pangkat yang ditempelkan pada linen dan dua batu onyx yang dilapisi emas. Di atasnya juga terukir nama putra-putra Israel. Lalu ada jubah. Itu semua kain biru dengan buah delima dan lonceng emas dijahit di kelimannya. Lalu ada sorban untuk kepala imam besar yang stempelnya. Dan terukir di meterai itu, "Kudus bagi Tuhan." Lalu ada selempang, lalu ada bermacam-macam rantai emas, medali, dan lonceng. Jadi pakaian ini berat sekali dan ini menunjukkan ada sesuatu yang berat kalau kita diberi tanggung jawab seorang imam besar. Mengapa pakaian imam itu digambarkan begitu indahnya yaitu pakaian imam adalah symbol dan gambaran dari imam besar yang ideal. Kalau kita perhatikan maka pentahbisan dan penyucian para imam itu ditulis di pasal 29 sedangkan deskripsi pakaian Imam ditulis di pasal 28. Pertanyaanya adalah mengapa dimulai dengan pakaiannya dan bukan pentahbisannya. Di sini seperti ada Rule of order yang mengatakan “ "Ini pakaiannya. sekarang mari kita menahbiskan dan menyucikan para imam.” Mengapa demikian? Karena idealnya adalah seperti ini yaitu Imam Besar yang ideal adalah bukan manusia biasa tetapi seseorang dari surga. Perhatikan bahwa segala sesuatu dalam pakaian imam besar terbuat dari bahan yang sama dengan kemah itu. Semua warna, bahan dan orang yang membuat pakaian ini adalah orang yang sama yang membuat tirai di bagian dalam di Kemah Suci sampai ke dalam Ruang Mahakudus. 

Imam besar yang ideal adalah manusia surgawi yang berjalan dalam semua keindahan dan kemuliaan kehadiran Tuhan sendiri. Namun kita tidak hanya melihat ini tetapi kita juga melihat dalam pakaian bahwa imam besar yang ideal adalah seseorang yang mewakili dan bertanggung jawab atas bangsanya. Di dadanya melambangkan hati dan di pundaknya  melambangkan tanggung jawab keselamatan terukir nama-nama putra-putra Israel sehingga menjadi lambang perwakilan seluruh umatNya. Dan imam besar ini mewakili seluruh umat Tuhan masuk berjalan ke dalam Ruang Maha Kudus. Imam besar tidak datang dengan namanya sendiri. Dia datang dengan membawa nama bangsa pilihan Allah yaitu umat Allah sendiri  di pundaknya. Dia menanggung beban mereka saat masuk ke dalam Ruang Mahakudus untuk penebusa dosa-dosa mereka. Imam Besar atas nama umat Tuhan membuat dirinya bertanggung jawab untuk menjadi jalan pintu masuk mereka ke hadirat Tuhan supaya dosa-dosa umatNya diampuni. Dia menanggung seluruh beban mereka karena mereka ada di hatinya.

Menjadi imam besar itu mulia dan menakutkan karena harus pergi ke hadirat Tuhan. Apa yang hangus di hadapan Tuhan? Ketidakkudusan. Sedangkan Harus adalah orang berdosa. 

Jadi ini adalah pekerjaan yang mengerikan karena dia memikul beban dosa orang-orang Israel. Ketika menghadap hadirat Tuhan maka seakan-akan berkata  "Tuhan, jangan bunuh aku. Aku membawa dosa semua orang. Aku akan membuat penebusan. Aku akan menumpahkan darah ke Tabut Perjanjian" Dia memiliki lonceng untuk berjaga-jaga. Dia mewakili rakyat. Dia tidak datang membawa namanya sendiri. Dia datang membawa nama orang-orang Israel.  Ada hal menarik yang lainnya yaitu batu permata yang terletak di penutup dada dan bahu di pakaian imam besar menunjukkan apa yang Tuhan pikirkan tentang umatNya bahwa mereka adalah miliki kepunyaanNya yang berharga. Ini memiliki arti yaitu Tuhan sudah berinisiatif untuk tinggal di tengah umatNya dan dosa umatNya diampuni dan rencana penebusanNya atas umatNya pasti terlaksana. Atas inisiatif Tuhan maka pemisahan yang terjadi di taman Eden dipulihkan dan melalui pengorbanan Imam Besar yang mewakili umat kepunyaan Tuhan yang sangat berharga maka umatNya menjadi diampuni. 

HARUN DAN KETURUNANNYA ADALAH MANUSIA BERDOSA YANG DITAHBISKAN UNTUK MENGGAMBARKAN IMAM BESAR YANG IDEAL (Kel. 29)

Ini adalah pentahbisan orang berdosa saat mereka mulai melayani umat yang berdosa lainnya. Kalau kita ikuti cerita di Keluaran maka Harun pernah berbuat suatu kesalahan fatal sebagai imam besar yaitu dia membuat patung anak lembu emas yang menunjukkan bahwa Harun adalah manusia berdosa dan tidak sempurna. Harun dan keturunannya adalah manusia biasa tetapi mengenakan pakaian yang melambangkan imam besar yang ideal, dan mereka masuk ke Ruang Kudus dan Ruang Maha Kudus untuk membawa korban penebusan dosa-dosa umat kepunyaan Allah. Mereka mewakili umat Tuhan dan mereka memikul beban dosa umat Tuhan serta mereka masuk dengan percaya bahwa saat dua batu di dalam kantong di dada mereka maka Tuhan sudah berinisiatif dan berkeputusan untuk tidak menimpakan penghakiman namun memberikan belas kasihan dan pengampunan.

          2. PENGGENAPAN INJIL (GOSPEL CONNECTION). 

Ibrani 10:10-13
10Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus. 11  Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. 12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, 13dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.

Posisi Yesus sekarang adalah duduk yang artinya pekerjaanNya sudah selesai dan sekarang Dia menjadi pendoa atau pengantara kita yang mendoakan agar kita tetap ada dalam iman pada Yesus. Itu juga berarti bahwa rencana Tuhan dalam hidup kita tidak akan pernah gagal. Kristus adalah imam besar kita yang sudah menanggung dan mewakili semua umat Tuhan yang sudah diselamatkan dalam Yesus. Kita adalah orang-orang yang sudah dilahirkan baru. Hidup kita aman di dalam tanganNya.

Ibrani 10:14-18
14Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. 15Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, 16 sebab setelah Ia berfirman: ”Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka
sesudah waktu itu,” Ia berfirman pula: ”Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, 17dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.” 18Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa.

Kalau imam besar di Perjanjian Lama harus mempersembahkan korban berulang-ulang, tetapi imam besar kita yang sesungguhnya yaitu Kristus menjadi korban satu kali saja tetapi untuk selama-lamanya. Dan itu dilakukan bukan karena kebaikan kita tetapi itu adalah atas inisiatif Tuhan sendiri. Dan sekarang Kristus adalah imam besar kita yang ideal dan yang sempurna, mewakili dan menanggung dosa dan penebusan umatNya.

          3. APLIKASI UNTUK KITA (KONEKSI LAMPU DAN MEZBA PEMBAKARAN UKUPAN) 

1 Petrus 2:9
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Kita sekarang tidak perlu lagi imam karena imam besar itu sudah tinggal dalam kita melalui Roh KudusNya, dan sekarang kita adalah imamat yang rajani.  Sebab itu saat ini janganlah hidup kita bergantung pada para hamba Tuhan sebab kita memiliki Roh yang sama dengan mereka. Dan sebagai imamat rajani maka kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah-tengah dunia ini. 

Matius 5: 14 – 16  berkata “ Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Jadi lampu yang terus menyala itu berbicara untuk  supaya kita menghidupi iman kita  dan identitas di dalam Kristus meskipun hidup kita kelihatannya jenuh, berat dan membosankan. Sedangkan mezbah pembakaran ukupan itu berbicara supaya kita terus menaikkan doa ucapan syukur, menaikkan doa permohonanmu, mendoakan keluarga dan kota kita serta mendoakan keselamatan orang-orang yang ada di sekitar kita. Imam besar kita yaitu Kristus telah menyelesaikan tugasnya dan sekarang Dia menjadi pengantara yang berdoa untuk kita. Hidup kita sekarang bukan kita lagi tetapi identitas kita sekarang ada dalam Kristus. Hidupilah identitas dan iman kita sekalipun jenuh, membosankan dan seakan-akan tidak ada hasilnya, sebab pada suatu saat nanti kita akan melihat bahwa hidup kita memiliki warisan yang luarbiasa yang mempermuliakan nama Tuhan.