Work And Rest

EXODUS 2 WEEK 8  "WORK AND REST" Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

Pembacaan : Keluaran 30 - 31

          1. MAKNA ALAT-ALAT KEMAH TABERNAKEL, SENSUS DAN PERSEMBAHAN KHUSUS, PENGKUDUSAN HARI SABAT

Mengenai hal ini maka dalam Kitab Keluaran 30 dan 31 mendeskripsikannya dalam beberapa bagian yaitu antara lain :

  • Mengenai mezbah pembakaran ukupan (Kel. 30:1-10)
  • Mengenai persembahan khusus pada waktu pendaftaran (Sensus) orang Israel (Kel 30:11-16)
  • Mengenai bejana pembasuhan (Kel. 30:17-21)
  • Mengenai minyak urapan yang kudus (Kel. 30:22-33)
  • Bezaleel dan Aholiab (Para seniman) ditunjuk (Kel. 31:1-11)

Yang menarik dari semuanya ini adalah bahwa Tuhan sangat spesifik dalam menginstruksikan umatnya untuk bagaimana cara menyembah Tuhan. Bahkan sampai bau dari mezbah pembakaran ukupan itu maka ada bau wangi dan warnanya yang sangat spesifik sehingga ketika orang ingat bau itu maka dia ingat akan hadirat Tuhan. Dalam hal ini memang Tuhan ingin menargetkan panca indera dari bangsa Israel untuk dapat merasakan semuanya. Sebagai contoh ada mall yang mendesain tempatnya begitu rupa sehingga orang yang masuk kesana bisa terpengaruh dengan suasana yang ada sehingga bisa terdorong untuk menghabiskan uangnya untuk belanja disana. Juga ditempat perjudian atau kasino maka semua  panca indra kita bisa di stimulasi waktu masuk kesana yaitu mulai dari musik, suasana, penataan, tidak ada jam dinding dan tidak terlihat pintu keluar sehingga orang yang masuk kasino itu sepertinya disuruh untuk berjudi terus menerus. Dunia ini menggunakan manipulasi seperti ini karena kecenderungan dosa kita, tetapi Tuhan secara spesifik membuat semua kedetailan alat-alat kemah Tabernakel mulai dari bahannya, warna dan baunya sehinga waktu di raba dan dirasa itu mengingatkan bahwa kespesifikan alat-alat Tabernakel yang melibatkan panca indra manusia menunjukkan bahwa kita diciptakan untuk menyembah dan memuliakan Tuhan.

Keluaran 31:1-6a
1  Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: 2”Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda, 3dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Allah, dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan, dalam segala macam pekerjaan, 4untuk membuat berbagai rancangan supaya dikerjakan dari emas, perak dan tembaga; 5untuk mengasah batu permata supaya ditatah; untuk mengukir kayu dan untuk bekerja dalam segala macam pekerjaan. 6Juga Aku telah menetapkan di sampingnya Aholiab bin Ahisamakh, dari suku Dan

Bahkan Tuhan memberikan Roh Allah kepada Bazaleel dan Aholiab untuk membuat semua peralatan Tabernakel itu. Mengapa? Sebab karena manusia tanpa Roh Allah yaitu seperti karena dosa Adam dan Hawa maka kita semua terpisah dengan Tuhan dalam keberdosaan kita. Tetapi tuhan dalam anugerahNya mengurapi mereka berdua untuk membuat semua alat-alat itu sehingga mereka dimampukan untuk menyembah Tuhan dan memuliakan Tuhan. Hal ini sesuai dengan perkataan Yesus dimana kita harus mengasihi dan menyembah Tuhan baik dengan segenap akal budi, segenap hati dan segenap jiwa yang juga berbicara tentang panca indra kita. 

Matius 22:37
37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Mengapa Ada Sensus?

Keluaran 30:11
11 Tuhan berfirman kepada Musa: 12”Apabila engkau menghitung jumlah orang Israel pada waktu mereka didaftarkan, maka haruslah mereka masing-masing mempersembahkan kepada Tuhan uang pendamaian karena nyawanya, pada waktu orang mendaftarkan mereka, supaya jangan ada tulah di antara mereka pada waktu pendaftarannya itu.

Mengapa bangsa Israel harus dihitung dan harus mempersembahkan kepada Tuhan uang pendamaian karena nyawa. Dan kalau kita membaca kitab Imamat, Bilangan, dan Ulangan maka kita akan melihat banyak sensus. Sensus biasanya terjadi saat mereka akan berperang dan di kitab-kitab yang selanjutnya maka Tuhan akan berperang melawan orang-orang Kanaan dan dimana setiap kali sensus diadakan maka ada persembahan untuk pendamaian. Semua ini dilakukan pasti ada maksudnya. Tetapi banyak orang menyalahartikan hal ini yaitu supaya kita menang atau diberkati maka kita harus memberi persembahan untuk pendamaian. Perlu kita pahami bahwa dalam konteks ini maka bangsa Israel sudah diselamatkan dari Mesir dan sudah bebas serta sedang dalam perjalanan menuju tanah Perjanjian. Jadi sesungguhnya ketika waktu sensus dan mereka disuruh untuk mempersembahkan korban pendamaian bukan karena Tuhan membutuhkan persembahan mereka. Tetapi sensus dan persembahan khusus mengingatkan ketergantungan Israel akan Tuhan dan mengingatkan penebusan Tuhan atas Israel yang sudah diterima sejak mereka dibebaskan dari perbudakan Mesir menuju tanah Perjanjian.

Demikian juga mengapa kita butuh beribadah, mengapa kita disuruh Tuhan untuk menyembah Dia, memberi persembahan yaitu menyembah Tuhan dengan finansial kita, mengapa kita butuh komunitas atau care group yaitu karena kita suka lupa dan kita mudah mengalami amnesia rohani. Itulah sebabnya ada sensus dan persembahan khusus yaitu untuk mengingatkan bangsa Israel bahwa hidup mereka tergantung pada Tuhan dan mengingatkan akan penebusan Tuhan. Dan dengan mengingat semua itu maka hidup mereka akan merasa aman.

Namun selanjutnya di tengah-tengah kesibukan bangsa Israel membangun Tabernakel tiba-tiba Tuhan juga memberikan perintah supaya mereka menguduskan hari Sabat, bahkan kalau melanggar harus di hukum mati.

Keluaran 31:12-14
12Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: 13”Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu. 14Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.

Mengapa Tuhan menerapkan hari Sabat yaitu karena Tuhan tidak ingin setelah bangsa Israel lepas dari perbudakan Mesir secara fisik maka mereka juga tidak diperbudak oleh hal-hal yang tidak kelihatan seperti pekerjaan atau hal-hal yang membuat mereka sibuk sehingga lupa akan siapa yang berdaulat atas hidup mereka dan yang telah menebus mereka. Itu sebabnya diperlukan satu hari khusus supaya mereka dapat beristirahat. Dalam seri Exodus yang pertama kita telah belajar mengapa bangsa Israel ketika sedang menghadapi kesulitan maka yang mereka ingat adalah Mesir.Oleh sebab itu Tuhan memerintahkan mereka untuk menguduskan hari Sabat yaitu untuk mengingatkan mereka bahwa makanan yang disediakan Firaun bukan untuk kesejahteraan mereka namun untuk memperbudak mereka.  Demikian juga dalam kehidupan kita saat ini yaitu sekalipun Sabat itu bukan lagi sebagai persyaratan tetapi mengapa Tuhan menyuruh kita untuk beribadah setiap hari minggu  yaitu karena kita sering lupa bahwa kenikmatan dunia yang ditawarkan iblis bukan untuk keselamatan kita tetapi untuk memperbudak kita menuju maut. Iblis ingin kita terlena dengan berhala-berhala jaman ini yaitu kenikmatan dunia ini, kekayaan, hedonisme dunia ini yaitu bukan untuk keselamatan kita tetapi supaya kita  semakin diperbudak dan disiksa oleh berhala-berhala ini sehingga kita makin masuk ke dalam berbagai-bagai duka. Tim Keller berkata “ Siapapun yang tidak mampu menjalankan hari Sabat adalah seorang budak, bahkan oleh dirinya sendiri. Hati Anda sendiri, budaya materialistik kita, atau organisasi yang eksploitatif, atau semua itu akan memperbudak Anda jika Anda tidak memiliki kemampuan untuk mempraktekkan Sabat. Karena 

Sabat itu sebenarnya adalah deklarasi kebebasan.

Tuhan mengingatkan bangsa Israel bahwa selama ini mereka diperbudak secara jasmani yaitu jangan sampai di dalam kebebasan mereka maka mereka diperbudak oleh pekerjaan mereka sendiri, diperbudak oleh keserakahan mereka sendiri, ketamakan mereka sendiri dan dosa mereka sendiri. Karena itu Tuhan ingin mereka beristirahat satu hari dalam tujuh hari dan satu tahun dalam tujuh tahun yaitu untuk mengingat dan merenungkan kebaikan Tuhan dan mengucap syukur akan kebaikan Tuhan, penebusan Tuhan dan pembebasan Tuhan. Mengapa Tuhan di kitab Kejadian 1 dan 2 setelah penciptaan maka Tuhan beristirahat di hari yang ke tujuh padahal Tuhan itu sebenarnya tidak membutuhkan istirahat dan yang membutuhkan itu semua adalah kita.  Waktu Tuhan beristirahat di hari yg ke tujuh maka  sebenarnya Tuhan itu puas dan menikmati sehingga Dia berkata berkata “ sungguh amat baik “ karena Tuhan puas atas ciptaanNya. Demikian juga ketika umatNya disuruh Sabat sekali lagi supaya mereka tidak lupa bahwa yang memberikan kepusasan dalam hidup mereka bukan lah pekerjaan mereka, produksi mereka atau hasil berkat yang mereka terima tetapi yang memberikan kepuasan hanya Tuhan. Sabat di perintahkan Tuhan untuk mengingat bahwa bukan kita yang menyebabkan bumi berputar pada porosnya dan jagad raya bersama dengan orbit galaxy tetap teratur pada tempatnya. Sabat mengingatkan bahwa berkat Tuhan yang memelihara kita bukan karena kita hebat tetapi Tuhanlah yang hebat.

          2. KAITANNYA ITU DENGAN INJIL KRISTUS

Ibrani 10:1&12
1 Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya…12 Tetapi Ia, (YESUS KRISTUS) setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,

Semua kemah, sensus, persembahan khusus serta hari Sabat yang harus dikuduskan secara jasmani maka itu adalah bayangan dari keselamatan yang akan datang dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri dan Kristus memenuhi semua itu termasuk hari Sabat.  Kalau Musa melalui hukum Taurat menerapkan sabat secara jasmani maka Yesus Kristus melalui karya penebusan salibNya memberikan kita Sabat rohani yang sempurna. Itu sebabnya Yesus pernah berkata dalam Matius 11:28-30:


28Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (I WILL GIVE YOU REST)29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” 

Jadi kalau kita melakukan Sabat maka yang kita alami adalah “rest”. Augustine The Hippo pernah berkata “ Tuhan engkau menciptakan kami manusia untuk Engkau dan hati kami akan selalu resah sampai kami menemukan perhentian, ketenangan, istirahat, kelegaan dan kepuasan di dalamMu saja.

Bangsa Israel sudah mendapat manna, mendapat air, mendapat burung puyuh, mendapat tiang awan dan tiang api serta mendapat 10 perintah Allah. Tetapi Tuhan menyuruh Musa untuk membuat Tabernakel, melakukan sensus dan menguduskan hari Sabat yaitu karena Tuhan ingin tinggal di tengah-tengah umatNya sehinga mereka tidak lupa akan siapa yang menjadi sumber kehidupan mereka. Tuhan ingin membawa hadiratNya kembali kepada umatnya. Yang diributkan manusia hari-hari ini adalah hal-hal yang jasmani dan fana padahal ada yang jauh lebih berharga dari semua itu yaitu penyertaan Tuhan yang tidak dapat dibeli oleh uang itu bersama-sama dengan kita. 

          3. IMPLIKASI DAN APLIKASI DENGAN HIDUP KITA SEKARANG

Ibrani 4:9-11
9Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. 10 Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. 11Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.

Contoh ketidaktaatan bangsa Israel adalah mereka tidak mau rest dan tidak percaya kepada Tuhan yang sudah menebus mereka keluar dari perbudakan Mesir. Bangsa Israel selalu lupa, selalu bersungut-sungut dan tegar tengkuk yang menjadi suatu ketidakpercayaan bagi mereka. Tetapi kita yang ada dalam Kristus diminta untuk berusaha masuk kedalam ‘Rest” itu.

Sebagai Ilustrasi yaitu dalam Film “Chariots Of Fire”  ada dua pelari yang sedang bersaing dan mereka sama-sama berlari dan bekerja keras. Tetapi ada perbedaan yang sangat mendasar dari kedua pelari itu. Yang pertama berkata “ ketika saya berlari seratus meter karena ketika senjata itu meledak, saya memiliki sepuluh detik untuk membuktikan diri saya sendiri” . Jadi pelari pertama ini bekerja keras dan berlari untuk mendapatkan identitasnya. Sedangkan pelari yang kedua bernama Eric Liddell berkata “ Tuhan menciptakanku untuk menjadi cepat dan ketika aku berlari aku merasakan Dia Senang sama saya!  Artinya dia berlari karena dia sadar identitasnya sehingga dia berlari dan bekerja keras. Seperti pelari yang kedua yaitu kalau kita sadar akan identitas kita yaitu siapa kita di dalam Kristus maka kuk kita enak dan beban kita ringan. Kapan kita mulai resah, kuatir, frustrasi dan stress yaitu waktu kita lupa siapa kita yang sebenarnya di dalam Kristus.

Matius 6: 27 – 34

27Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? 28Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, 29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. 30Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
31Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? 32Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 33Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 34Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” 

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya itu artinya beristirahatlah dalam Dia. Alihkan perhatian kita dari segala yang ada di dunia ini dan mengarahkan pandangan kita pada Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu tidak jauh tetapi ada di tengah-tengah kita yaitu Yesus Kristus yang tinggal dalam kita dan yang menjadi identitas kita.